Tuesday 20 May 2014

PENGARUH SARI AIR MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI


Bidang kajian  : Riset Keperawatan

PENGARUH SARI AIR MENTIMUN TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
1.      Aulia Damarindia S
2.      Fairus Abdul R
3.      Kiki Kurniawati
4.      Maryati
5.      Prayoto
6.      Ulul Febriana

AKADEMI KEPERAWTAN “YAKPERMAS” BANYUMAS
2012


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan  pembunuh sejati. Tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer atau pembunuh diam-diam (Myrank 2009).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu (Yundini, 2006).
Hipertensi juga dapat diartikan sebagai kenaikan terus-menerus dalam tekanan darah di atas batas normal yang disepakati, yaitu 90 mm Hg diastolik atau sistolik 140 mmHg. Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum dimana jantung berkontraksi dan memompa darah ke luar, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan dimana jantung sedang mengalami relaksasi, menerima curahan darah dari pembuluh darah perifer (Myrank, 2009).
Batasan hipertensi menurut WHO, tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah > 160/95 mmHg, dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg disebut Hipertensi perbatasan.Batasan dengan mempertimbangkan usia dan jenis kelamin diajukan oleh Kaplan, sebagai berikut :
1.      Pria usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2.      Pria usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring diatas 145/95 mmHg.
3.      Pada wanita, tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg, dinyatakan kepentingan pengobatan.
Dengan memperhatikan tekanan sistolik, WHO membagi hipertensi menjadi, apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik antara 95-104 mmHg, disebut Golongan Rendah. Apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik diatas 105 mmHg, disebut Golongan Tinggi. Walaupun masih banyak perdebatan klasifikasi hipertensi dengan dasar tekanan diastolik ternyata lebih banyak digunakan, yaitu Hipertensi Ringan,bila tekanan diastolik antara 90 – 110 mmHg. Hipertensi Sedang, bila tekanan diastolik antara 110 -130 mmHg. Hipertensi Berat, bila tekanan diastolik diatas 130 mmHg.
Sampai saat ini hipertensi juga masih merupakan masalah yang cukup penting dalam pelayanan kesehatan primer, khususnya di Puskesmas, karena prevalensinya yang tinggi, dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Hipertensi esensial, meliputi 90 % dari seluruh penderita hipertensi, dan 10 % sisanya adalah hipertensi renal atau hipertensi sekunder.
Beberapa hal yang mempengaruhi peningkatan angka prevalensi sangat berhubungan dengan perilaku atau gaya hidup yang berubah dengan cepat seperti pola makan, adalah dimaklumi saat ini ada pergeseran pola makan dari vegetarian ke arah konsumsi makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi.Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, semakin banyaknya perokok di usia muda karena gencarnya iklan rokok di media masa. Dan juga kemudahan transportasi, mendorong orang untuk malas bergerak secara fisik akan menambah timbunan cadangan makanan dalam bentuk lemak sehingga timbul obesitas, yang merupakan faktor resiko dari hipertensi.
Hingga kini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak terdapat batasan jenis yang membedakan antara hipertensi dengan normotensi. Telah dibuktikan, bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas, sehingga secara teoritis hipertensi didefinisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas mentimun untuk mengurangi hiptensi. Obat-obatan yang biasanya digunakan dengan pemberian obat antihipertensi yaitu Diuretik, Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi gaya hidup dan pola makan juga bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah.
Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang diolah menjadi sebuah minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Padahal, banyak khasiat yang dapat diperoleh dari mentimun, Salah satunya adalah mengobati Hipertensi (Myrank,2009). Timun  atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit hipertensi. Menstabilkan tekanan darah dengan mentimun yaitu dengan adanya kandungan mineral, potasium, serat, dan magnesium membuat sayuran ini sangat baik dalam mengatur tekanan darah. Khusus penderita tekanan darah rendah ada baiknya jangan terlalu banyak memakan mentimun karena kandungan air mentimun sangat tinggi ( 90%),sehingga ketimun mempunyai Efek  buang air kecil , membantu menghilangkan dan menetralkan toksi atau racun, membantu melunturkan bakteri- bakteri di sepanjang usus dan dinding kandung kemih.
Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbilitas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan  masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan  kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan  pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian  besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa  Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian  Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi.
Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif sangat rendah. Survai penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau dengan tanda penyakit  jantung hipertensi sebesar  33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi dari pada pria. Hipertensi pada penderita penyakit jantung iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila dibandingkan dengan prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor risiko yang kurang penting. Juga kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai. Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan tindakan  mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarka uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu, Adakah pengaruh sari air mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi ?

C.    TUJUAN
Tujuan umum   :
Untuk mengetahui adanya pengaruh sari air mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Tujuan Khusus :
1.      Untuk mengetahui tekanan darah sebelum diberi sari air mentimun.
2.      Untuk mengetahui tekanan darah setelah diberi sari air mentimun.
3.      Untuk mengetahui tekanan darah sebelum dan setelah diberi sari air mentimun.

D.    MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.      Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa tentang pemanfaatan mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, dan sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan pada penderita hipertensi dan keluarganya.
2.      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan  mendapatkan metode sederhana bagi masyarakat untuk mencegah penaikan tekanan darah bagi penderita hipertensi.


3.      Bagi Pengembangan penelitian
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan penelitian tentang perbandingan mentimun (Cucumis Sativus) dengan tanaman yang lain khas indonesia yang berefek terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.


























BAB II
TINJAUAN MATERI

A.      TEORI
1.                                                                                        Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh dan hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung (Puspitorini M, 2009).
 Menurut Dewi. S & Familia. D, (2010) faktor resiko timbulnya hipertensi ada 2 yaitu,
a.    Faktor Genetik
Faktor genetik di sini merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor genetik ini memainkan peran penting dalam hipertensi. Faktor-faktor tersebut meliputi beberapa hal seperti di bawah ini:
1)        Faktor Usia
Hipertensi umumnya berkembang diusia antara 35-55 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka pengaturan metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya, darah menjadi lebih pekat dan tekanan darah meningkat. Endapan kalsium di dinding pembulu darah (arterioklerosis) menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Aliran darah pun menjadi terganggu dan memacu peningkatan tekanan darah darah. Pertambahan usia menyebabkan elastisitas arteri berkurang. Arteri tidak lagi lentur malah cenderung kaku sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar. Agar kebutuhan darah di jaringan tercukupi, maka jantung harus memompa darah lebih kuat sehingga tekanan meningkat. Pembuluh darah yang bermasalah pada orang tua adalah pembuluh arteri, maka tekanan sistolik yang meningkat tinggi.
2)        Faktor Keturunan
Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Kasus hipertensi juga banyak ditemukan pada kembar monozigotik, apabila salah satunya menderita hipertensi. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam kemumculan penyakit hipertensi.
a)        Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada orang yang berkulit putih. Penyebabnya secara pasti belum diketahui. Tetapi pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin lebih besar.
b)        Jenis Kelamin
Pada umumnya resiko hipertensi pada pria lebih tingg dari pada wanita. Namun, pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita akan meningkat. Ini berkaitan dengan masa pramenopause yang dialami perempuan yang mengakibatkan tekanan darah cenderung naik. Sebelum menopause wanita relatif terlindung oleh penyakit kardiovaskuler karena adanya hormon ekstrogen. Sementara itu, kadar estrogen menurun pada wanita yang memasuki masa menopause. Dengan demikian, resiko hipertensi pada wanita usia di atas umur 65 tahun menjadi lebih tinggi.
b.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat meningkat resiko penyakit hipertensi. Faktor lingkungan di sini meliputi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi. Dengan demikian, suatu perubahan gaya hidup dan lingkungan dimungkinkan dapat menurunkan potensi terkena hipertensi. Faktor lingkungan tersebut antara lain stres, obesitas, kurang olah raga, dan lain-lain.
Sekali lagi sangat disarankan untuk mengubah gaya hidup terlebih dahulu. Jika perlu mengonsumsi obat-obatan, maka obat-obat yang mungkin diminum diantaranya sebagai berikut:
1)      Secara Farmakologi
a)       Diuretik
Diuretik sangat ampuh untuk membuang kelebihan air dan sodium yang ada dalam tubuh sehingga dapat menurunkan darah tinggi. Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian besar penelitian. Pada penelitian-penelitian tersebut, termasuk Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To Prevent Heart Attack Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi kardiovaskular akibat penyakit hipertensi.Diuretik menambah keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan darah dan lebih terjangkau dari pada obat-obat antihipertensi lain.
Diuretik seharusnya dipakai sebagai pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua pasien, baik secara sendiri maupun kombinasi dengan 1 dari golongan obat antihipertensi lain, karena memberikan manfaat pada beberapa penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau merupakan kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari golongan lain tersebut harus dilakukan (Curb JD et al 1999). Selain itu, tiazid berguna untuk memperlambat demineralisasi pada osteoporosis.
b)       Beta Bloker dan Alpha Bloker
Beta Bloker
Blocker mengantagonis katekolamin pada reseptor beta1 dan beta2 yang dapat mengakibatkan penurunan curah jantung hingga timbul kemungkinan bradikardi sekaligus menurunkan tahanan vascular perifer sehingga bermanfaat untuk terapi antihipertensi dan infark miokard akut. Obat-obat golongan beta blocker juga menghasilkan suatu penurunan tekanan darah yang cukup tanpa timbul hipotensi postural yang nyata.Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi manifestasi kegugupan, takikardi, peningkatan intensitas angina, atau peningkatan tekanan darah sehingga penghentian penggunaan beta blocker sebaiknya dilakukan secara bertahap. Beta blocker juga meningkatkan trigliserida plasma dan menurunkan HDL sehingga dapat menimbulkan aterogenesis.
Alpha bloker
Alpha blocker akan membantu pembuluh darah agar tidak mengalami halangan atau membuat pembuluh darah terbuka.
2)      Sedangkan Secara Non farmakologi
Dengan menggunakan sari air mentimun. Adapun caranya yaitu, 2 buah mentimun segar dicuci bersih lalu diparut atau diblender. Hasil parutan atau blenderannya diperas dan disaring, dan tanpa tambahan air. Lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari (Pagi dan sore).Efek sampingnya dapat meningkatkan jumlah air kencing (BAK).
2.             Mentimun
Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang diolah menjadi sebuah minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Padahal, banyak khasiat yang dapat diperoleh dari mentimun, Salah satunya adalah mengobati Hipertensi (Myrank,2009). Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit hipertensi.
Menstabilkan tekanan darah dengan mentimun yaitu dengan adanya kandungan potasium, serat, dan magnesium membuat sayuran ini sangat baik dalam mengatur tekanan darah. Khusus penderita tekanan darah rendah ada baiknya jangan terlalu banyak memakan mentimun karena kandungan air mentimun sangat tinggi ( 90%),sehingga ketimun mempunyai Efek  buang air kecil , membantu menghilangkan dan menetralkan toksi atau racun, membantu melunturkan bakteri- bakteri di sepanjang usus dan dinding kandung kemih.
3.         Penelitian sebelumnya mengenai mentimun dalam menurunkan hiperetnsi
Dr Umi Cahyaningsih, Dosen sekaligus peneliti di IPB ini menyatakan , banyak sekali  manfaat yang bisa diambil dari sayuran bernama latin cucumis  sativus ini, salah satunya menurunkan tekanan darah tinggi. “Ketimun memang memiliki kandungan air dan berbagai zat porganik  yang berfungsi menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaan  mentimun ini,bisa dikonsumsi langsung”. Namun, Umi tak berani menjamin setiap individu bisa merasakan  manfaat mentimun. Pasalnya,untuk penyakit tekanan darah tinggi,  penyembuhannya harus disesuaikan dengan kondisi si penderita. “Bisa dibilang cocok-cocokan”. Namun, berdasarkan tes yang dilakukan, khasiat mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Hal ini  menurut beberapa testimoni dari penderita yang merasakan,”  jelasnya.
Mentimun tanaman yang tergolong ke dalam jenis labulabuan  ini, banyak memiliki kandungan air sehingga berkhasiat untuk  menyegarkan. Mengatakan asal tanaman ini belum diketahui secara pasti, tapi sudah lama dibudayakan di sekitar Burma dan Thailan. Mentimun mempunyai nama lain yaitu timun, (Jawa), bonteng (Sunda), ketimun (Kalimantan), hantimun (Lampung), timoh (Aceh).Kandungan vitamin dan mineral pada mentimun, Menurut Aphrodita. M, (2010) :
1.      Vitamin A
Vitamin A adalah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata, kekurangan vitamin ini, terutama pada anak-anak, akan berpengaruh pada kecerdasan. Vitamin A dapat ditemui pada sayuran hijau serta buah berwarna merah dan kuning, seperti mangga, papaya,dan wortel.
2.    Vitamin B Komplek (B1, B6, dan B12)
Semua jenis vitamin B kecuali B12, terkandung dalam sayuran hijau, biji-bijian, padi-padian, dan sereal. Semua vitamin B membantu produksi energi. Ketiga vitamin tersebut dibutuhkan tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Juga, untuk memelihara jaringan saraf. Selain berfungsi untuk metabolisme ketiga vitamin ini juga bermanfaat pada bahan-bahan makanan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Vitamin C
Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dan peningkat daya tahan tubuh. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh mereka yang tinggal di perkotaan karena radikal bebas banyak terdapat di daerah perkotaan. Vitamin C juga dapat membantu mengatasi anemia, mencegah resiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler, dan mencegah osteoporosis, batu ginjal, gangguan fungsi kognitif, dan penyakit asma. Selain itu, konsumsi vitamin C juga dapat membantu kulit terlihat kencang dan sehat.
4.      Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai pendukung antioksidan, mengatasi masalah kardiovaskuler, dan membantu menyehatkan sistem kekebalan tubuh, serta membantu proses perbaikan DNA. Selain itu, konsumsi vitamin E akan membantu kulit anda terlihat mulus dan kencang. Vitamin E banyak terdapat pada bayam, taoge, mentimun, buah kiwi, mangga, dll.
5.      Magnesium
Magnesium adalah mineral yang berperan dalam mineralisasi tulang dan melindungi tulang. Konsumsi magnesium dapat mencegah osteoporosis.
6.      Fosfor
Fosfor berfungsi sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA, serta penyerapan dan pemakain kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Fosfor banyak terdapat dalam buah ceri, brokoli, buah apel, bunga kol, lettuce (sejenis sawi), bayam, tomat, mentimun, dll.
7.      Potasium (kalium)
Potasium atau Kalium ini meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Kekurangan potassium (kalium) dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, mudah lelah, dan meningkatnya kebutuhan akan glutamin. Potasium banyak terdapat pada buah jambu biji, mentimun, tomat, jeruk, buncis, dll.
8.      Silika
Silika ialah mineral yang termasuk salah satu elemen dalam pembentukan, mempertahankan kolagen yang memadai dan mungkin mengalami kulit kering, pergeseran atau pembuluh darah, masalah pencernaan, gigi dan gusi yang lemah, membuang atau menurunkan ukuran organ atau jaringan. Makana yang mengandung silika diantaranya: timun, beras merah, gandung, stroberi, bawang dan alpukat (Anonymous, 2011).
Zat yang terkandung dalam mentimun ini pula yang baik untuk kesehatan kulit. Mentimun juga mengandung zat yang berfungsi untuk menjaga suhu untuk berpengaruhi baik terhadap pencernaan.Dan manfaat yang tidak kalah penting dari mentimun adalah kemampuan membantu menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium (potasium), magnesium, dan fosfor dalam mentimun efektif mampu mengobati hipertensi. Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah (Dewi. S & Familia. D, 2010).
B.      
Faktor lingkungan
 
Faktor Genetik
 
  KERANGKA












Usia, Stres, Keturunan, Etnis, Jenis kelamin
-           
 
 


                                                                                                       
                


 






     








Menurunkan Hipertensi
 
 




C.    HIPOTESA
Ho : Tidak ada perbedaan Tekanan Darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi sari air mentimun pada penderita hipertensi.

BAB III
METODOLOGI

  1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan  metode penelitian quasi exsperimen, yang peneliti gunakan adalah pra test dan post test eksperimental tanpa kelompok kontrol. Perlakuan yang akan diberikan adalah pemberian sari air mentimun untuk mengetahui penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan pad apenderita hipertensi.

Gambar 3.1 Rancangan penelitian
Penderita hipertensi yang dipilih secara acak
 
                       


 




Keterangan :

O1       : Pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum        diberikan sari air mentimun
X         :  Pemberian sari air mentimun
O2       : Pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah  diberikan sari air mentimun

  1. Tempat dan waktu
1.    Tempat
Tempat penelitian akan dilakukan di Desa Patikraja Rt 05 Rw 04 Banyumas


2.    Waktu penelitian
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan ke
Oktober
November
Desember
1. Persiapan












2. Pelaksanaan

a.        Penyiapan alat dan bahan












b.       Pengumpulan data responden












    c.   Pengkajian data












3. Analisa data












   Penyusunan laporan














  1. Populasi dan sampling
1. Populasi adalah seluruh wargan yang ada di desa Patikraja Rt 05 Rw 04 Banyumas yang menderita hipertensi.
3.         Sample
Sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi ( notoatmojo, 2006)
Untuk pengambilan sampel penelitian ini, tidak semua anggota populasi di jadikan sampel. Hal ini terdapat kriteria inklusi dan ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya anggota populasi digunakan sebagai sampel.
a.       Kriteria inklusi
1)      Pasien yang berada di desa Patikraja Rt 05 Rw 04 Banyumas yang menderita hipertensi
2)      Pasien yang bersedia menjadi responden
b.      Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusif merupakan kriteria di mana subjek penelitian tidak ada yang mewakili karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria ekslusif dalam penelitian ini adalah semua yang tercantum dalam kriteria inklusi

  1. Varibel penelitian
1.      Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Sari Air Mentimun
2.      Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Tekanan Darah

  1. Definisi operasional

No
Definisi Operasional
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Data
  1.  













  1.  
Definis Sari Air Mentimun
Pemberian yang akan diberikan pada penderita hipertensi yaitu dengan cara 2 buah mentimun/ 250 gr di parut dan diambil sari air mentimunnya, karena dalam kandungan air 1 butuir mentimun sekitar 90%, diberikan 2-3x sehari dan bisa dicampur dengan es.

Tekana Darah adalah Pembukuh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh tubuh.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantungberistirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.














Menggunakan tensi meter air raksa














Dinyatakan dengan mmHg
Skala nominal












Skala Ratio


  1. Teknik pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a.       Data primer
Diperoleh secara pre dan post test dari responden  dengan cara quasi eksperimen, yang sebelunya dilakukan  pengukuran  tekanan darah dengan sphygmomanometer air raksa.
b.      Data sekunder
Diperoleh dari studi kepustakaan, instalasi terkait, dan sumber lain yang dapata menunjang penelitian.

  1. Validitas dan realiabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau suatu kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sudah valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pada penelitian ini menggunakan alat yang sudah disetandar.
Realiabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat diandalkan dalam mendapatkan data penelitian, reabilitas instumen adalah tingkat kosistensi hasil yang dicapi oleh sebuah alat ukur meskipun dipakai berulang-ulang pada subyek yang sama atau benda. Dalam penelitian ini menggunakan suatu alat yaitu sphygmomanometer air raksa.

  1. Teknik Analisa data
Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan jawaban tentang terapi pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
1.         Analisa univariat untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti, baik variabel independen yang memuat tentang karakteristik responden, umur, jenis kelamin, obesitas, riwayat merokok, dan riwayat hipertensi. Sedangkan variabel dependen penurunan tekanan darah (sistolik dan diastolik)
2.         Analisa bivariat digunakan untuk menganalisis terapi pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.


  1. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin kepada pasien ataupun keluarga untuk mendapatkan persetujuan.Kemudian kuisioner diberikan kepada responden dengan menekankan pada etika yang meliputi :
1.         Lembar persetujuan responden (informed consen)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu penelitian menjelaskan maksud dan tujuan riset. Tujuanya adalah responden mengetahui maksud dan tujuan penlitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data . jika responden setuju untuk diteliti maka diminta untuk mendatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak, maka penelitian tidak memaksa dan tetap mengormati haknya.
Prinsip etika pebelitian :
a.       Mendapat persetujuan komisi etik: dalam penelitian ini, kami mengajukan ke komisi etik agar penelitian kami mendapat surat ijin etik.
b.      Tanpa nama ( anonimity)
untuk menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak mencantumkan nama responden pada, lembar pengumpulan data     (kuesioner) yang di isi oleh responden. Lembar tersebut hanya  diberi kode tertentu.
c.       Kerahasiaan ( Confidentiality )
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden djamin oleh peneliti.
d.      Informed Consent
setiap penelitian yang memasukkan manusia harus mempunyai individual informed consent.
e.       Potensial harm (perlindungan dari harm)
peserta penelitian harus dilindungi dari dampak buruk fisik maupun emosi
f.       Data Protection: Dalam pebelitian ini, data yang kami ambil dari reponden akan dirahasiakan identitasnya dan privacy responden terjamin.
g.      Right to withdraw: Apabila intervensi pebelitian yang kami lakukan berpotensi mengabkobatkan cedera atau stres maka subjek boleh mengundurkan diri dari kegiatan atau dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.
h.      Potensial Benefit : Kami melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur pebelitrian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek pebelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat responden memperoleh obar alami yang mudah dicari dan dibuat untuk menurunkan tingkat nyeri pada penyakitnya, tanpa memerlukan biaya yang mahal.
i.        Right to fair treatment : Dalam penelitian ini, kami mengambil sample 10 orang dari penderita hipertensi. Dan semua responden tersebut kami beri sari air mentimun. Sebelum dan sesudah diberi sari air mentimun, kami penurunan hipertensinya. Jadi pada penelitian kami ini, semua responden diperlakukan sama adil. Jadi tidak ada responden yang merasa dirugikan.

  1. LAMPIRAN
1.      Instrumen penelitian
Instumen pengumpulan data disusun sendiri oleh peneliti sehingga hasil penelitian masih belum dapat dikatakan sempurna
2.      Jumlah responden
Responden dalam penelitian ini hanya dari mahasiswi sehingga hasil penelitian masih belum merupakan generalisasi dari seluruh mahasiswi akper “YAKPERMAS”
3.      Peneliti pemula
Peneliti belum berpengalaman, karena baru pertama kali melakukan penelitian sehingga masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.












LAMPIRAN 1
Instrument

1.      Nama Responden              :
2.      Umur                                 :
3.      Jenis kelamin                     :
4.      Kelompok                         :
5.      Alamat                              :

            Pre test                                                            Post test





















LAMPIRAN 1

INFORM CONSENT

Saya...................................dari.........................Kami sedang melakukan survey mengenai pemberian sari air mentimun terhadap penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Patikraja tepatnya di puekesmas desa patikraja. Kami sangat mengharapkan partisipasi bapak/ ibu dalam survey ini. Informasi yang bapak/ ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Bapak/ ibu akan dii wawancara oleh pewawancara yang layak dan tidak ada prosedure medis lainnya yang diperlukan. Bapak / ibu tidak akan dibebani biaya apapun juga, dan dapat menghentikan keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan apapun.
Keikutsertaan dalam survey ini bersifat sukarela, tetapi kami sangat berharap bapa/ ibu dapat berpartisipasi karena informasi yang bapak/ ibu berikan berharga.
Apakah ada yang ingin di tanyakan berkenaan denga survey kami ini?
Apakah saya  dapat memulai untuk mewawancarai Bapak/ ibu sekarang?

Tanda Tangan                                 Tanggal
Nama







LAMPIRAN 3

FORM CHECK LIST
KELENGAKAPAN BERKAS PENGAJUAN ETHICAL CLEARENCE
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN BADAN LITBANGKES

No. Urut                      :
Hari /tanggal               :
Institusi                       :
Nama Penelitia            :
Judul Peneliatian         :

NO
PERSYARATAN

  1.  

  1.  
  2.  









  1.  


  1.  

  1.  

  1.  


  1.  






  1.  


  1.  
Surat permohonan dari institusi
Protocol penelitia
Penjelasan terperinci tentang tata cara pengambilan sampel (darah, urine, specimen lainnya) dan tujuan serta manfaat bagi responden.
Daftar Tim penelitian beserta keahliannya.
Cv penelitian utama.
Rekomondosi dari scientific board/ PPI
Informed consent (formulir persetujaun)
Nasakah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyak penelitian.
Ethical Clearence dari institusi lain ( bila ada)
Kuesioner/ pedoman wawancara 9 bila ada).

























Daftar Pustaka

Anonymous . 2012. Mentimun.  http://www.wikipedia.org/wiki/mwntimun/ . Diakses tanggal 19 Oktober 2012.
Anonymous . 2009. Tanaman Menyerbuk Silang. Hal: 234-238. Gramedia: Jakarta. http://www.scribd.com/doc/94948117/MAKALAH-TANAMAN-TIMUN-09. Diakses tanggal 19 Oktober 2012
Maila. 2010. Khasiat timun untuk hipertensi. http:/maila.blogspot.com/2010/01.html. Diakses tanggal 19 Oktober 2012
Nasir, budi. 2000. Pemulihan tanaman hybirdasi. http:/wapedia.mobi/ide/pemuliaantanaman. Diakses tanggal 19 Oktober 2012
Sumbi, dayang. 2012. Khasiat Mentimun. http:/dayang.sumbi.net/toga/mentimun
. Diakses tanggal 19 Oktober 2012.




Terima kasih Telah Hadir Di Sini, untuk menggunakan template ini klik di SINI

0 comments:

copy smiley kode

Post a Comment

Dimohon untuk berkomentar yang sopan

 
-->