Bidang kajian : Riset Keperawatan
PENGARUH
SARI AIR MENTIMUN TERHADAP
PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun
Oleh :
1. Aulia
Damarindia S
2. Fairus
Abdul R
3. Kiki
Kurniawati
4. Maryati
5. Prayoto
6. Ulul
Febriana
AKADEMI KEPERAWTAN “YAKPERMAS” BANYUMAS
2012
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai
hipertensi memang bukan pembunuh sejati.
Tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer atau pembunuh
diam-diam (Myrank 2009).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu (Yundini,
2006).
Hipertensi juga dapat diartikan sebagai kenaikan terus-menerus dalam tekanan darah di atas
batas normal yang disepakati, yaitu 90 mm Hg diastolik atau sistolik 140 mmHg.
Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum dimana jantung berkontraksi dan
memompa darah ke luar, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan dimana
jantung sedang mengalami relaksasi, menerima curahan darah dari pembuluh darah
perifer (Myrank, 2009).
Batasan
hipertensi menurut WHO, tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan
darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah > 160/95 mmHg,
dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg disebut
Hipertensi perbatasan.Batasan dengan mempertimbangkan usia dan jenis kelamin
diajukan oleh Kaplan, sebagai berikut :
1. Pria usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2. Pria usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah pada waktu berbaring diatas 145/95 mmHg.
3. Pada wanita, tekanan darah di atas atau sama dengan
160/95 mmHg, dinyatakan kepentingan pengobatan.
Dengan
memperhatikan tekanan sistolik, WHO membagi hipertensi menjadi, apabila tekanan
sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik antara 95-104 mmHg, disebut Golongan
Rendah. Apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik diatas 105
mmHg, disebut Golongan Tinggi. Walaupun masih banyak perdebatan klasifikasi
hipertensi dengan dasar tekanan diastolik ternyata lebih banyak digunakan,
yaitu Hipertensi Ringan,bila tekanan diastolik antara 90 – 110 mmHg. Hipertensi
Sedang, bila tekanan diastolik antara 110 -130 mmHg. Hipertensi Berat, bila
tekanan diastolik diatas 130 mmHg.
Sampai saat
ini hipertensi juga masih merupakan masalah yang cukup penting dalam pelayanan
kesehatan primer, khususnya di Puskesmas, karena prevalensinya yang tinggi, dan
akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Hipertensi esensial, meliputi 90 % dari
seluruh penderita hipertensi, dan 10 % sisanya adalah hipertensi renal atau
hipertensi sekunder.
Beberapa
hal yang mempengaruhi peningkatan angka prevalensi sangat berhubungan dengan
perilaku atau gaya hidup yang berubah dengan cepat seperti pola makan, adalah
dimaklumi saat ini ada pergeseran pola makan dari vegetarian ke arah konsumsi
makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi.Kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol, semakin banyaknya perokok di usia muda karena gencarnya iklan
rokok di media masa. Dan juga kemudahan transportasi, mendorong orang untuk
malas bergerak secara fisik akan menambah timbunan cadangan makanan dalam
bentuk lemak sehingga timbul obesitas, yang merupakan faktor resiko dari
hipertensi.
Hingga kini
belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak terdapat
batasan jenis yang membedakan antara hipertensi dengan normotensi. Telah
dibuktikan, bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas, sehingga secara teoritis hipertensi didefinisikan sebagai suatu
tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan efektivitas mentimun untuk mengurangi hiptensi. Obat-obatan
yang biasanya digunakan dengan pemberian obat antihipertensi yaitu Diuretik,
Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang telah berhasil diproduksi
teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga menjadi kendala
penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan jangka panjang.
Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi gaya hidup dan pola makan juga
bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah.
Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan
tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang
diolah menjadi sebuah minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan,
makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Padahal, banyak khasiat
yang dapat diperoleh dari mentimun, Salah satunya adalah mengobati Hipertensi
(Myrank,2009). Timun atau mentimun
merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit hipertensi. Menstabilkan
tekanan darah dengan mentimun yaitu dengan adanya kandungan mineral, potasium,
serat, dan magnesium membuat sayuran ini sangat baik dalam mengatur tekanan darah.
Khusus penderita tekanan darah rendah ada baiknya jangan terlalu banyak memakan
mentimun karena kandungan air mentimun sangat tinggi ( 90%),sehingga ketimun
mempunyai Efek buang air kecil ,
membantu menghilangkan dan menetralkan toksi atau racun, membantu melunturkan
bakteri- bakteri di sepanjang usus dan dinding kandung kemih.
Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbilitas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam
kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada
di dunia.
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia
telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah
pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan
15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungaran,
Jawa Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya,
Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini, dua
angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di
Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi.
Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut,
demikian juga angka yang relatif sangat rendah. Survai penyakit jantung pada
usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi
tanpa atau dengan tanda penyakit jantung hipertensi
sebesar 33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).Wanita
mempunyai prevalensi lebih tinggi dari pada pria. Hipertensi pada penderita
penyakit jantung iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila
dibandingkan dengan prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor
risiko yang kurang penting. Juga kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak
dijumpai. Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala
bidang perlu memperhatikan tindakan mendidik untuk mencegah
timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan
lain-lain.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarka uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, Adakah pengaruh sari air mentimun (Cucumis
Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi ?
C.
TUJUAN
Tujuan umum :
Untuk mengetahui adanya pengaruh sari air mentimun terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Tujuan Khusus :
1.
Untuk mengetahui tekanan darah sebelum diberi sari air
mentimun.
2.
Untuk mengetahui tekanan darah setelah diberi sari air
mentimun.
3.
Untuk mengetahui tekanan darah sebelum dan setelah diberi
sari air mentimun.
D.
MANFAAT
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
bagi mahasiswa tentang pemanfaatan mentimun (Cucumis Sativus) terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, dan sebagai bahan
pertimbangan bagi perawat dalam asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan
pada penderita hipertensi dan keluarganya.
2.
Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan metode sederhana bagi masyarakat
untuk mencegah penaikan tekanan darah bagi penderita hipertensi.
3.
Bagi Pengembangan penelitian
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan penelitian
tentang perbandingan mentimun (Cucumis Sativus) dengan tanaman yang lain
khas indonesia yang berefek terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
BAB II
TINJAUAN MATERI
A. TEORI
1.
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah
kondisi medis saat seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Akibatnya, volume darah
meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa
lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh dan
hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung (Puspitorini M, 2009).
Menurut Dewi.
S & Familia. D, (2010) faktor resiko timbulnya hipertensi ada 2 yaitu,
a.
Faktor Genetik
Faktor genetik di sini merupakan
faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor genetik ini memainkan peran
penting dalam hipertensi. Faktor-faktor tersebut meliputi beberapa hal seperti
di bawah ini:
1)
Faktor Usia
Hipertensi umumnya berkembang
diusia antara 35-55 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka pengaturan
metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat
kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya, darah menjadi lebih pekat
dan tekanan darah meningkat. Endapan kalsium di dinding pembulu darah (arterioklerosis)
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Aliran darah pun menjadi terganggu dan
memacu peningkatan tekanan darah darah. Pertambahan usia menyebabkan
elastisitas arteri berkurang. Arteri tidak lagi lentur malah cenderung kaku
sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar. Agar kebutuhan
darah di jaringan tercukupi, maka jantung harus memompa darah lebih kuat
sehingga tekanan meningkat. Pembuluh darah yang bermasalah pada orang tua
adalah pembuluh arteri, maka tekanan sistolik yang meningkat tinggi.
2)
Faktor Keturunan
Jika kedua orang tua menderita
hipertensi, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Kasus hipertensi juga
banyak ditemukan pada kembar monozigotik, apabila salah satunya menderita
hipertensi. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam kemumculan
penyakit hipertensi.
a)
Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi
pada orang yang berkulit hitam daripada orang yang berkulit putih. Penyebabnya
secara pasti belum diketahui. Tetapi pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin
yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin lebih besar.
b)
Jenis Kelamin
Pada umumnya resiko hipertensi pada
pria lebih tingg dari pada wanita. Namun, pada usia pertengahan dan lebih tua,
insiden pada wanita akan meningkat. Ini berkaitan dengan masa pramenopause yang
dialami perempuan yang mengakibatkan tekanan darah cenderung naik. Sebelum
menopause wanita relatif terlindung oleh penyakit kardiovaskuler karena adanya
hormon ekstrogen. Sementara itu, kadar estrogen menurun pada wanita yang
memasuki masa menopause. Dengan demikian, resiko hipertensi pada wanita usia di
atas umur 65 tahun menjadi lebih tinggi.
b.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat meningkat
resiko penyakit hipertensi. Faktor lingkungan di sini meliputi faktor-faktor
yang dapat dimodifikasi. Dengan demikian, suatu perubahan gaya hidup dan
lingkungan dimungkinkan dapat menurunkan potensi terkena hipertensi. Faktor
lingkungan tersebut antara lain stres, obesitas, kurang olah raga, dan
lain-lain.
Sekali lagi
sangat disarankan untuk mengubah gaya hidup terlebih dahulu. Jika perlu
mengonsumsi obat-obatan, maka obat-obat yang mungkin diminum diantaranya
sebagai berikut:
1)
Secara
Farmakologi
a)
Diuretik
Diuretik
sangat ampuh untuk membuang kelebihan air dan sodium yang ada dalam tubuh
sehingga dapat menurunkan darah tinggi. Diuretik tiazid merupakan terapi dasar
antihipertensi pada sebagian besar penelitian. Pada penelitian-penelitian
tersebut, termasuk Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To
Prevent Heart Attack Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi
kardiovaskular akibat penyakit hipertensi.Diuretik menambah keampuhan obat-obat
hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan darah dan lebih terjangkau dari
pada obat-obat antihipertensi lain.
Diuretik
seharusnya dipakai sebagai pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua
pasien, baik secara sendiri maupun kombinasi dengan 1 dari golongan obat
antihipertensi lain, karena memberikan manfaat pada beberapa penelitian. Namun
jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau merupakan kontraindikasi,
sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari golongan lain
tersebut harus dilakukan (Curb JD et al 1999). Selain itu, tiazid berguna untuk
memperlambat demineralisasi pada osteoporosis.
b)
Beta Bloker dan Alpha Bloker
Beta Bloker
Blocker
mengantagonis katekolamin pada reseptor beta1 dan beta2 yang dapat
mengakibatkan penurunan curah jantung hingga timbul kemungkinan bradikardi
sekaligus menurunkan tahanan vascular perifer sehingga bermanfaat untuk terapi
antihipertensi dan infark miokard akut. Obat-obat golongan beta blocker juga
menghasilkan suatu penurunan tekanan darah yang cukup tanpa timbul hipotensi
postural yang nyata.Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi
manifestasi kegugupan, takikardi, peningkatan intensitas angina, atau
peningkatan tekanan darah sehingga penghentian penggunaan beta blocker
sebaiknya dilakukan secara bertahap. Beta blocker juga meningkatkan
trigliserida plasma dan menurunkan HDL sehingga dapat menimbulkan aterogenesis.
Alpha bloker
Alpha blocker akan membantu
pembuluh darah agar tidak mengalami halangan atau membuat pembuluh darah
terbuka.
2)
Sedangkan Secara Non farmakologi
Dengan menggunakan sari air
mentimun. Adapun caranya yaitu, 2
buah mentimun segar dicuci bersih lalu diparut atau diblender. Hasil parutan
atau blenderannya diperas dan disaring, dan tanpa tambahan air. Lalu diminum
sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari (Pagi dan sore).Efek sampingnya dapat
meningkatkan jumlah air kencing (BAK).
2.
Mentimun
Hipertensi juga bisa ditanggulangi dengan pengobatan
tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun (Cucumis Sativus) yang
diolah menjadi sebuah minuman. Mentimun sering digunaka sebagai lalapan,
makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Padahal, banyak khasiat
yang dapat diperoleh dari mentimun, Salah satunya adalah mengobati Hipertensi
(Myrank,2009). Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat
mengobati penyakit hipertensi.
Menstabilkan tekanan darah dengan mentimun yaitu
dengan adanya kandungan potasium, serat, dan magnesium membuat sayuran ini
sangat baik dalam mengatur tekanan darah. Khusus penderita tekanan darah rendah
ada baiknya jangan terlalu banyak memakan mentimun karena kandungan air
mentimun sangat tinggi ( 90%),sehingga ketimun mempunyai Efek buang air kecil , membantu menghilangkan dan
menetralkan toksi atau racun, membantu melunturkan bakteri- bakteri di
sepanjang usus dan dinding kandung kemih.
3.
Penelitian sebelumnya mengenai mentimun
dalam menurunkan hiperetnsi
Dr Umi Cahyaningsih, Dosen
sekaligus peneliti di IPB ini menyatakan , banyak sekali manfaat yang
bisa diambil dari sayuran bernama latin cucumis sativus ini, salah
satunya menurunkan tekanan darah tinggi. “Ketimun memang memiliki kandungan air
dan berbagai zat porganik yang berfungsi menurunkan tekanan darah tinggi.
Penggunaan mentimun ini,bisa dikonsumsi langsung”. Namun, Umi tak berani
menjamin setiap individu bisa merasakan manfaat mentimun. Pasalnya,untuk
penyakit tekanan darah tinggi, penyembuhannya harus disesuaikan dengan
kondisi si penderita. “Bisa dibilang cocok-cocokan”. Namun, berdasarkan tes
yang dilakukan, khasiat mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Hal ini
menurut beberapa testimoni dari penderita yang merasakan,” jelasnya.
Mentimun tanaman yang tergolong ke
dalam jenis labulabuan ini, banyak memiliki kandungan air sehingga
berkhasiat untuk menyegarkan. Mengatakan asal tanaman ini belum diketahui
secara pasti, tapi sudah lama dibudayakan di sekitar Burma dan Thailan.
Mentimun mempunyai nama lain yaitu timun, (Jawa), bonteng (Sunda), ketimun
(Kalimantan), hantimun (Lampung), timoh (Aceh).Kandungan vitamin dan mineral
pada mentimun, Menurut Aphrodita. M, (2010) :
1.
Vitamin A
Vitamin A adalah
satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya
tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata, kekurangan vitamin ini, terutama
pada anak-anak, akan berpengaruh pada kecerdasan. Vitamin A dapat ditemui pada
sayuran hijau serta buah berwarna merah dan kuning, seperti mangga, papaya,dan
wortel.
2.
Vitamin B Komplek (B1, B6, dan B12)
Semua jenis vitamin B kecuali B12,
terkandung dalam sayuran hijau, biji-bijian, padi-padian, dan sereal. Semua
vitamin B membantu produksi energi. Ketiga vitamin tersebut dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Juga, untuk
memelihara jaringan saraf. Selain berfungsi untuk metabolisme ketiga vitamin
ini juga bermanfaat pada bahan-bahan makanan yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari.
3.
Vitamin C
Vitamin C bermanfaat sebagai
antioksidan dan peningkat daya tahan tubuh. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh
mereka yang tinggal di perkotaan karena radikal bebas banyak terdapat di daerah
perkotaan. Vitamin C juga dapat membantu mengatasi anemia, mencegah resiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler, dan mencegah osteoporosis, batu
ginjal, gangguan fungsi kognitif, dan penyakit asma. Selain itu, konsumsi
vitamin C juga dapat membantu kulit terlihat kencang dan sehat.
4.
Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai
pendukung antioksidan, mengatasi masalah kardiovaskuler, dan membantu
menyehatkan sistem kekebalan tubuh, serta membantu proses perbaikan DNA. Selain
itu, konsumsi vitamin E akan membantu kulit anda terlihat mulus dan kencang.
Vitamin E banyak terdapat pada bayam, taoge, mentimun, buah kiwi, mangga, dll.
5.
Magnesium
Magnesium adalah mineral yang
berperan dalam mineralisasi tulang dan melindungi tulang. Konsumsi magnesium
dapat mencegah osteoporosis.
6.
Fosfor
Fosfor berfungsi sebagai pemberi
energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan
gigi dan gusi, untuk sintesis DNA, serta penyerapan dan pemakain kalsium.
Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak
mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Fosfor banyak terdapat
dalam buah ceri, brokoli, buah apel, bunga kol, lettuce (sejenis sawi), bayam,
tomat, mentimun, dll.
7.
Potasium (kalium)
Potasium atau Kalium ini meningkatkan
keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman
zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada
jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kekurangan potassium (kalium) dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan
tubuh, mudah lelah, dan meningkatnya kebutuhan akan glutamin. Potasium banyak
terdapat pada buah jambu biji, mentimun, tomat, jeruk, buncis, dll.
8.
Silika
Silika ialah
mineral yang termasuk salah satu elemen dalam pembentukan, mempertahankan
kolagen yang memadai dan mungkin mengalami kulit kering, pergeseran atau
pembuluh darah, masalah pencernaan, gigi dan gusi yang lemah, membuang atau
menurunkan ukuran organ atau jaringan. Makana yang mengandung silika
diantaranya: timun, beras merah, gandung, stroberi, bawang dan alpukat
(Anonymous, 2011).
Zat yang terkandung dalam mentimun
ini pula yang baik untuk kesehatan kulit. Mentimun juga mengandung zat yang
berfungsi untuk menjaga suhu untuk berpengaruhi baik terhadap pencernaan.Dan
manfaat yang tidak kalah penting dari mentimun adalah kemampuan membantu
menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium (potasium), magnesium, dan fosfor
dalam mentimun efektif mampu mengobati hipertensi. Selain itu, mentimun juga
bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu
menurunkan tekanan darah (Dewi. S & Familia. D, 2010).
B.
KERANGKA
|
|
|
|
C. HIPOTESA
Ho : Tidak ada perbedaan Tekanan Darah sebelum dan
sesudah mengkonsumsi sari air mentimun pada penderita hipertensi.
BAB III
METODOLOGI
- Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi exsperimen, yang peneliti gunakan adalah pra test dan post test
eksperimental tanpa kelompok kontrol. Perlakuan yang akan diberikan adalah
pemberian sari air mentimun untuk mengetahui penurunan tekanan
darah sebelum dan sesudah diberikan pad apenderita hipertensi.
Gambar
3.1 Rancangan penelitian
|
Keterangan
:
O1 : Pengukuran
tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan
sari air mentimun
X :
Pemberian sari air mentimun
O2 : Pengukuran
tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah diberikan sari air mentimun
- Tempat dan waktu
1.
Tempat
Tempat
penelitian akan dilakukan di Desa Patikraja Rt 05 Rw 04 Banyumas
2.
Waktu penelitian
Jadwal
Penelitian
Kegiatan
|
Bulan ke
|
|||||||||||
Oktober
|
November
|
Desember
|
||||||||||
1. Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Pelaksanaan
|
|
|||||||||||
a.
Penyiapan alat dan bahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pengumpulan data responden
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Pengkajian data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Analisa data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Populasi dan sampling
1.
Populasi adalah seluruh wargan yang ada di desa Patikraja Rt 05 Rw 04 Banyumas
yang menderita hipertensi.
3.
Sample
Sebagian
dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
populasi ( notoatmojo, 2006)
Untuk pengambilan sampel penelitian ini, tidak semua
anggota populasi di jadikan sampel. Hal ini terdapat kriteria inklusi dan
ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
a. Kriteria inklusi
1) Pasien yang berada di desa Patikraja
Rt 05 Rw 04 Banyumas yang menderita hipertensi
2) Pasien yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusif
merupakan kriteria di mana subjek penelitian tidak ada yang mewakili karena
tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria ekslusif dalam
penelitian ini adalah semua yang tercantum dalam kriteria inklusi
- Varibel penelitian
1.
Variabel
Bebas
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah Pemberian Sari Air Mentimun
2.
Variabel
Terikat
Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Tingkat Tekanan Darah
- Definisi
operasional
No
|
Definisi Operasional
|
Cara Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala Data
|
|
Definis
Sari Air Mentimun
Pemberian
yang akan diberikan pada penderita hipertensi yaitu dengan cara 2 buah
mentimun/ 250 gr di parut dan diambil sari air mentimunnya, karena dalam
kandungan air 1 butuir mentimun sekitar 90%, diberikan 2-3x sehari dan bisa dicampur
dengan es.
Tekana
Darah adalah Pembukuh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung
keseluruh tubuh.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan
tekanan saat jantungberistirahat
di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
|
Menggunakan
tensi meter air raksa
|
Dinyatakan
dengan mmHg
|
Skala
nominal
Skala
Ratio
|
- Teknik pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a.
Data
primer
Diperoleh secara pre dan post test dari responden
dengan cara quasi eksperimen, yang sebelunya
dilakukan pengukuran tekanan darah dengan
sphygmomanometer air raksa.
b.
Data
sekunder
Diperoleh dari studi kepustakaan,
instalasi terkait, dan sumber lain yang dapata menunjang penelitian.
- Validitas dan realiabilitas
Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau suatu kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang sudah valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pada penelitian ini menggunakan alat yang sudah
disetandar.
Realiabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dapat diandalkan dalam mendapatkan data penelitian, reabilitas instumen adalah
tingkat kosistensi hasil yang dicapi oleh sebuah alat ukur meskipun dipakai
berulang-ulang pada subyek yang sama atau benda. Dalam penelitian ini
menggunakan suatu alat yaitu sphygmomanometer
air raksa.
- Teknik Analisa data
Data
yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan jawaban
tentang terapi pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
1.
Analisa univariat untuk memperoleh
gambaran dari variabel yang diteliti, baik variabel independen yang memuat
tentang karakteristik responden, umur, jenis kelamin, obesitas, riwayat
merokok, dan riwayat hipertensi. Sedangkan variabel dependen penurunan tekanan
darah (sistolik dan diastolik)
2.
Analisa bivariat digunakan untuk
menganalisis terapi pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
- Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengajukan permohonan ijin kepada pasien ataupun keluarga untuk mendapatkan
persetujuan.Kemudian kuisioner diberikan kepada responden dengan menekankan
pada etika yang meliputi :
1.
Lembar persetujuan responden (informed
consen)
Sebelum
lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu penelitian
menjelaskan maksud dan tujuan riset. Tujuanya adalah responden mengetahui
maksud dan tujuan penlitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data
. jika responden setuju untuk diteliti maka diminta untuk mendatangani lembar
persetujuan. Jika subjek menolak, maka penelitian tidak memaksa dan tetap
mengormati haknya.
Prinsip
etika pebelitian :
a.
Mendapat persetujuan komisi etik: dalam
penelitian ini, kami mengajukan ke komisi etik agar penelitian kami mendapat
surat ijin etik.
b.
Tanpa nama ( anonimity)
untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada, lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh responden.
Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
c.
Kerahasiaan ( Confidentiality )
Kerahasiaan
informasi yang diberikan oleh responden djamin oleh peneliti.
d.
Informed Consent
setiap penelitian yang memasukkan
manusia harus mempunyai individual informed consent.
e. Potensial harm (perlindungan dari harm)
peserta penelitian harus
dilindungi dari dampak buruk fisik maupun emosi
f. Data Protection: Dalam pebelitian
ini, data yang kami ambil dari reponden akan dirahasiakan identitasnya dan
privacy responden terjamin.
g. Right to withdraw: Apabila
intervensi pebelitian yang kami lakukan berpotensi mengabkobatkan cedera atau
stres maka subjek boleh mengundurkan diri dari kegiatan atau dikeluarkan dari
kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun
kematian subyek penelitian.
h. Potensial Benefit : Kami
melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur pebelitrian guna mendapatkan
hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek pebelitian dan dapat
digeneralisasikan di tingkat responden memperoleh obar alami yang mudah dicari
dan dibuat untuk menurunkan tingkat nyeri pada penyakitnya, tanpa memerlukan
biaya yang mahal.
i.
Right to fair
treatment : Dalam penelitian ini, kami mengambil sample 10
orang dari penderita hipertensi. Dan semua responden tersebut kami beri sari
air mentimun. Sebelum dan sesudah diberi sari air mentimun, kami penurunan
hipertensinya. Jadi pada penelitian kami ini, semua responden diperlakukan sama
adil. Jadi tidak ada responden yang merasa dirugikan.
- LAMPIRAN
1.
Instrumen
penelitian
Instumen pengumpulan data disusun sendiri oleh
peneliti sehingga hasil penelitian masih belum dapat dikatakan sempurna
2.
Jumlah responden
Responden
dalam penelitian ini hanya dari mahasiswi sehingga hasil penelitian masih belum
merupakan generalisasi dari seluruh mahasiswi akper “YAKPERMAS”
3.
Peneliti pemula
Peneliti
belum berpengalaman, karena baru pertama kali melakukan penelitian sehingga
masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.
LAMPIRAN 1
Instrument
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Kelompok :
5. Alamat :
Pre
test Post
test
LAMPIRAN
1
INFORM CONSENT
Saya...................................dari.........................Kami
sedang melakukan survey mengenai pemberian sari air mentimun terhadap penderita
hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Patikraja tepatnya di puekesmas desa patikraja. Kami sangat mengharapkan
partisipasi bapak/ ibu dalam survey ini. Informasi yang bapak/ ibu berikan akan
dijaga kerahasiaannya. Bapak/ ibu akan dii wawancara oleh pewawancara yang
layak dan tidak ada prosedure medis lainnya yang diperlukan. Bapak / ibu tidak
akan dibebani biaya apapun juga, dan dapat menghentikan keikutsertaan dalam
penelitian ini tanpa adanya paksaan apapun.
Keikutsertaan dalam survey ini bersifat sukarela,
tetapi kami sangat berharap bapa/ ibu dapat berpartisipasi karena informasi
yang bapak/ ibu berikan berharga.
Apakah ada yang ingin di tanyakan berkenaan denga
survey kami ini?
Apakah saya
dapat memulai untuk mewawancarai Bapak/ ibu sekarang?
Tanda Tangan Tanggal
Nama
LAMPIRAN
3
FORM CHECK LIST
KELENGAKAPAN BERKAS PENGAJUAN ETHICAL CLEARENCE
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN BADAN LITBANGKES
No.
Urut :
Hari
/tanggal :
Institusi :
Nama
Penelitia :
Judul
Peneliatian :
NO
|
PERSYARATAN
|
|
|
Surat permohonan dari institusi
Protocol penelitia
Penjelasan terperinci tentang tata
cara pengambilan sampel (darah, urine, specimen lainnya) dan tujuan serta
manfaat bagi responden.
Daftar Tim penelitian beserta
keahliannya.
Cv penelitian utama.
Rekomondosi dari scientific board/ PPI
Informed consent (formulir
persetujaun)
Nasakah penjelasan untuk mendapatkan
persetujuan dari subyak penelitian.
Ethical Clearence dari institusi lain
( bila ada)
Kuesioner/ pedoman wawancara 9 bila
ada).
|
|
Daftar Pustaka
Anonymous . 2012. Mentimun. http://www.wikipedia.org/wiki/mwntimun/ . Diakses tanggal 19 Oktober 2012.
Anonymous . 2009. Tanaman
Menyerbuk Silang. Hal: 234-238. Gramedia: Jakarta. http://www.scribd.com/doc/94948117/MAKALAH-TANAMAN-TIMUN-09. Diakses
tanggal 19 Oktober 2012
Maila. 2010. Khasiat
timun untuk hipertensi. http:/maila.blogspot.com/2010/01.html. Diakses tanggal 19 Oktober 2012
Nasir, budi. 2000. Pemulihan
tanaman hybirdasi. http:/wapedia.mobi/ide/pemuliaantanaman. Diakses tanggal 19 Oktober 2012
Sumbi, dayang. 2012. Khasiat Mentimun. http:/dayang.sumbi.net/toga/mentimun
. Diakses tanggal 19 Oktober 2012.
0 comments:
Post a Comment
Dimohon untuk berkomentar yang sopan