Tuesday 20 May 2014

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA MAHASISWA PUTRI




BIDANG KAJIAN : KEPERAWATAN
 
 



EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE
DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA MAHASISWA PUTRI TINGKAT IIB
DI AKPER YAKPERMAS


PRPOSAL PENELITIAN
 
 


DISUSUN OLEH :
HEBAT RAHMAWATI 10.062
IIN IMAS SUDARYATI 10.063


AKADEMI KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS
PROGAM DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2010/2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (F.J Monks, Koers,Haditomo,2002).
Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai saat pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak atau masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai antara usia 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya nyeri haid/dismenore (Sumudarsono,1998).
Nyeri haid/dismenore adalah ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dismenore pada beberapa wanita. Wanita pernah mengalami dismenore sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenore ini (Annathayakheisha,2009).
Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Harry,2007).


Dari hasil penelitian ternyata dismenore lebih sedikit terjadi pada olahragawati dibandingkan wanita yang tidak melakukan olahraga/senam (Sumudarsono,1998).
Dari uraian diatas dan mengingat sering timbulnya masalah dismenore pada remaja yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar maka perlu adanya penelitian untuk mencari alternative terapi yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya untuk mencegah dan mengatasi masalah dismenore tersebut dengan senam dismenore dalam mengurangi maupun mengatasi masalah nyeri haid ini.
B.     Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adakah pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
H1 adalah terdapat pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
H0 adalah tidak terdapat pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
C.     Tujuan Penelitian
Tujuan umum : untuk mengetahui efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
Tujuan khusus :
1.      Tingkat penurunan kualitas nyeri yang dialami mahasiswa putri tingkat IIB Akper Yakpermas saat menstruasi
2.      Mengukur perbedaan tingkatan nyeri mahasiswa saat mengalami dismenore sebelum dan setelah melakukan senam dismenore.
3.      Prosentase keberhasilan senam dismenore terhadap penurunan nyeri
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan kami lakukan mengenai efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas dapat memberikan manfaat bagi :
a.       Mahasiswa
Dapat membantu remaja yang mengalami dismenore dalam mengurangi dan mencegah nyeri saat menstruasi sehingga dapat mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir mata perkuliahan


b.      Institusi
Sebagai informasi bagi institusi pendidikan bahwa senam merupakan salah satu alternatif terapi untuk mengatasi dan mengurangi mahasiswa-mahasiswa yang mengalami dismenore sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat mengajarkan gerakan senam tersebut kepada mahasiswa-mahasiswanya
c.       Ilmu Keperawatan
Dapat menjadikan senam sebagai salah satu alternatif terapi ke dalam intervensi yang diterapkan perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan bagi masalah dismenore yang sering dialami remaja
d.      Peneliti
Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan dapat mengetahui keefektifan terapi senam secara langsung dalam menangani masalah dismenore remaja dan mengaplikasikan teori yang telah didapat untuk mengatasi masalah dismenore pada peneliti sendiri.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi
Dismenore adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri ( William F. Rayburn, M.D., 2001 ). Keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi. Dismenore timbul menjelang dan selama menstruasi, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian bawah.
Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran.
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul.
B.     Klasifikasi
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati.
Berdasarkan jenis nyeri adalah:
1.      Dismenore Spasmodik.
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.
Tanda dismenore spasmodik, antara lain:
-          Pingsan.
-          Mual.
-          Muntah.


-          Dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
2.      Dismenore Kongestif.
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:
-          Pegal (pegal pada paha).
-          Sakit pada payudara.
-          Lelah.
-          Mudah tersinggung.
-          Kehilangan keseimbangan.
-          Ceroboh.
-          Gangguan tidur.
-          Timbul memar di paha dan lengan atas.

Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati adalah:
1.      Dismenore primer ( jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya )
Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita. Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:
-          rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
-          kurang berolah raga
-          stres psikis atau stres sosial
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf

pada akhir kehamilan. Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore.
Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.
2.      Dismenore sekunder (jika penyebabnya adalah kelainan kandungan)
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore.
Penyebab dari dismenore sekunder adalah:
-          Endometriosis
-          Fibroid
-          Adenomiosis
-          Peradangan tuba falopii
-          Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut
-          Pemakaian IUD
Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.
C.     Gejala
Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
D.    Penatalaksanaan
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.


Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
-          istirahat yang cukup
-          olah raga yang teratur (terutama berjalan)
-          pemijatan
-          yoga
-          orgasme pada aktivitas seksual
-          kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.
Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur.
Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya.














BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan ( Notoatmodjo ).
Kerangka konsep penelitian yang berjudul “ efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas” dapat digambarkan :
Variabel independen                                                   variabel dependen
Dismenore                                                                   -nyeri saat menstuasi sebelum melakukan senam
-nyeri saat menstuasi setelah melakukan senam

B.     Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menyususn pengertian untuk suatu variabel dan menggambarkan aktivitas yang diperlukan untuk mengukurnya.
1.      Variabel Independen
Senam Dismenore
a)      Definisi Operasional
Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik dalam memberikan kondisi yang nyaman dan rileks pada remaja saat mengalami dismenore dengan melakukan senam dismenore gerakan sederhana minimal selama 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau sore hari. Diharapkan senam tersebut memberikan efek dalam mengurangi dan mencegah dismenore. Karena senam dapat menyebabkan tubuh menjadi relaks dengan menghasilkan hormon endorphin.



b)      Alat ukur
Berupa gerakan senam sederhana yang dilakukan minimal 3 hari sebelum menstruasi pada pagi dan atau sore hari.
2.      Variabel Dependen
-          Nyeri saat menstruasi sebelum melakukan senam
a)      Definisi Operasional
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.
b)      Alat Ukur
Lembar skala nyeri Universal Pain Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (Kristiono,2007).
-          Nyeri saat menstruasi setelah melakukan senam
a)      Definisi Operasional
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.
b)      Alat Ukur
Lembar skala nyeri Universal Pain Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (Kristiono,2007).
C.     Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design). Karena rancangan ini merupakan bentuk desain eksperimen yang lebih baik validitas internalnya dari pada pre eksperimen namun lebih lemah dari true eksperimen. Dengan mengobservasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Kelompok diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi kembali setelah intervensi di lain

waktu yang telah ditentukan (Setiadi,2007). Di sini peneliti mengukur pengalaman skala nyeri remaja yang mengalami dismenore pada bulan lalu sebelum melakukan senam dismenore, kemudian diukur skala nyeri kembali setelah melakukan senam dismenore saat siklus menstruasi bulan berikutnya.
D.    Waktu dan Lokasi Penelitian
a)      Waktu
§  Persiapan                     : Oktober 2011
§  Pelaksanaan                 : November 2011
§  Penyusunan Laporan   : Desember 2011
b)      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di ruang kelas IIB Akper Yakpermas karena sampel untuk penelitian dari mahasiswa putri tingkat IIB Akper Yakpermas.
E.     Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kelompok yang terdiri dari manusia atau benda yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peniliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua mahasiswa putri tingkat IIB Akper Yakpermas yang mengalami dismenore.
Sampel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dimana purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, dengan ciri dan syarat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo,2005). Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti maka populasi yang telah ditetapkan untuk diambil sampel adalah 24 mahasiswa yang mengalami dismenore saat menstruasi.
F.      Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara eksperiman langsung pada mahasiswa putri tingkat IIB Akper Yakpermas yaitu dengan melakukan senam dismenore.




G.    Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah terkumpul, jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan pemeriksaan dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.
2)      Coding
Pemberian kode dalam bentuk angka pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.
3)      Memasukkan data ke komputer
H.    Analisa Data
Dalam penelitian ini, data yang didapat diolah dengan menggunakan komputer. Peneliti akan menganalisa perubahan sebelum melakukan senam dismenore dan sesudah melakukan senam dismenore pada mahasiswa tingkat IIB Akper Yakpermas. Selain itu juga untuk mengetahui prosentase keberhasilan senam dismenore terhadap penurunan nyeri.















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1.      F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R . 2002. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2.      Sumodarsono,S. 1998. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta : PT.Gramedia.
3.      Annathayakeishka. Nyeri haid. 2009. Available at http://forum.dudung.net/index.php?action=printpage;topic=14042.0. Diposkan tanggal 10 Januari 2009.
4.      Harry. Mekanisme endorphin dalam tubuh. 2007. Available at Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + dalam + tubuh. Diposkan tanggal 10 Januari 2009
5.      Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
6.      Dempsey, Patricia Ann dan Arthur. 2002. Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan. Alih bahasa : Palupi Widiastuti. Edisi 4. Jakarta : EGC.
7.      Kristiono. Perkembangan psikologi remaja. 2007. Available at Http :// Kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/. April 23,2008. Diposkan tanggal 10 Januari 2009.
8.      Wiknjosastro.H . 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
9.      Adil, S. Tingkatan nyeri. 2007. Available at http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/tingkatan-nyeri.html. Diposkan tanggal 25 Desember 2008.
10.  Handrawan.H. 1999. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan bina pustaka.
                                                                                                                                  






BAB V
LAMPIRAN


I.      Gerakan Pemanasan
1)      Tarik nafas dalam melalui hidung, sampai perut menggelembung dan tangan kiri terangkat. Tahan sampai beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut.
2)      Kedua tangan di perut samping, tunduk dan tegakkan kepala (2x 8 hit)
3)      Kedua tangan di perut samping, patahkan leher ke kiri – ke kanan (2 x 8 hit)
4)      Kedua tangan di perut samping, tengokkan kepala ke kanan –kiri (2 x 8 hit).
5)      Putar bahu bersamaan keduanya (2 x 8 hit)

II.   Gerakan inti


III.            Gerakan Pendinginan
1)       Lengan dan tangan, genggam tangan kerutkan lengan dengan kuat tahan, lepaskan.
2)       Tungkai dan kaki, luruskan kaki (dorsi fleksi), tahan beberapa detik, lepaskan.
3)       Seluruh tubuh, kontraksikan/kencangkan semua otot sambil nafas dada pelan teratur lalu relaks (bayangkan hal menyenangkan).















Terima kasih Telah Hadir Di Sini, untuk menggunakan template ini klik di SINI

3 comments:

Balas Unknown

Terimss Gan..
Artikelnya membantu sekali... dan untuk senam ini apakah butuh baju senam crystal juga..

Balas Juru Rawat

This comment has been removed by the author.

Balas Juru Rawat

Baju senam crystal tentu akan sangat membantu proses senam ini

copy smiley kode

Post a Comment

Dimohon untuk berkomentar yang sopan

 
-->