BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker
merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti. Bila kanker yang berkaitan
dengan organ yang jauh di dalam tubuh, diperlukan beberapa waktu untuk
mengembangkan gejala-gejala yang menjadi nyata tetapi beberapa kali gejala
tersebut juga tidak jelas dan tidak membantu seseorang untuk dengan cepat
menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah masalah kanker dan berkaitan dengan
organ tertentu. Padahal biasanya kanker akan berkembang dan menyebar ke
berbagai daerah lain sehingga deteksi dini sangat diperlukan untuk melawan
kanker. Hal ini juga berlaku dalam kasus kanker kulit dimana kulit merupakan
salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Namun, dewasa ini penyakit
kanker kulit cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan
Amerika, Australia dan Inggris.
Berdasarkan
beberapa penelitian, orang-orang kulit putih lebih banyak menderita jenis
kanker kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat terpajan cahaya
matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit
dibandingkan ke-3 negara tersebut. Namun, kanker kulit perlu dipahami karena
selain menyebabkan kecacatan yakni dapat merusak penampilan tetapi juga dapat
berakibat fatal bagi penderita pada stadium lanjut. Kanker kulit merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali
dan dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian tubuh yang lain. Kanker
kulit berkembang terutama pada daerah kulit yang terkena sinar matahari
termasuk pada wajah, kulit kepala, bibir, telinga, leher, dada, lengan dan
tangan serta kaki pada wanita.
Selain
itu, kanker kulit juga bisa terbentuk pada daerah yang jarang melihat terang
seperti telapak tangan, di bawah kuku, ruang-ruang di antara jari-jari kaki
atau di bawah kuku kaki dan daerah genital. Akan tetapi, kanker kulit sering
terlambat diatasi karena para penderita tidak menyadarinya padahal sebenarnya,
gejala kanker kulit bisa dilihat sendiri dan jika tidak segera diatasi bisa
menjadi parah. Sebagian besar kaker kulit yang terjadi adalah basal-cell
carcinoma dan squamous cell carcinoma yang frekuensinya semakin
meningkat 40% di Amerika Serikat. Sejauh ini, frekuensi melanoma maligna merupakan
kanker kulit yang paling fatal. Pada tahun 1997, lebih dari 40.000 kasus baru
melanoma maligna terdiagnosa di Amerika Serikat dan lebih dari 7.200 pasien
dengan penyakit ini meninggal dunia.
B. Tujuan
1.
Mengetahui
dan memahami definisi dan klasifikasi dari kanker kulit
2.
Mengetahui
etiologi terjadinya kanker kulit
3.
Mengetahui
patofisiologi terjadinya kanker kulit
4.
Mengetahui
tanda dan gejala dari kanker kulit
5.
Mengetahui
pathway terjadinya kanker kulit
6.
Mengetahui
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien kanker kulit
7.
Mengetahui
penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk pasien kanker kulit
8.
Mengetahui
pencegahan terjadinya kanker kulit
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Definisi dan
Klasifikasi
Kanker kulit adalah kanker pada kulit yang menyebabkan berbagai akibat. Kanker kulit
biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit) sehingga tumor dapat terlihat dengan jelas. Kanker kulit merupakan kanker yang stadium awalnya paling mudah diketahui. Kanker kulit terdiri dari tiga jenis umum, yaitu
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinoma sel basal atau bisa disebut
juga non-melanoma kanker kulit merupakan jenis penyakit
kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh yang lain tetapi sel kanker dapat
berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Kanker
ini muncul sebagai berdaging kecil benjolan di kepala, leher atau tangan.
Karsinoma sel skuamosa muncul sebagai nodul atau
bercak-bercak merah kulit bersisik. Kanker ini ditemukan pada orang kulit putih
yang biasanya ditemukan di pinggiran telinga, wajah, bibir serta mulut dan
dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker ini dikenal lebih agresif
daripada karsinoma sel basal. Kanker ini merupakan jenis
penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pada pria terutama kaum lanjut
usia (lansia). Pada kanker ini terjadi keganasan sel keratinosit epidermis.
Penyakit kanker kulit KSS ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan
umumnya diderita oleh masyarakat yang berada diwilayah tropik.
Melanoma
maligna merupakan suatu bentuk kanker kulit yang ditemukan dalam melanosit,
sel-sel yang menghasilkan warna pada kulit dan merupakan bentuk kanker yang
serius. Jumlah orang yang terkena kanker ini sangat jauh lebih rendah tetapi
mematikan. Melanoma maligna bisa berkembang dari tahi
lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.
Umumnya melanoma pada pria berkembang di daerah antara bahu dan pinggul atau di kepala atau leher sedangkan pada perempuan, melanoma berkembang pada lengan dan kaki. Kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dengan cepat melalui kelenjar getah bening atau melalui aliran darah.
Umumnya melanoma pada pria berkembang di daerah antara bahu dan pinggul atau di kepala atau leher sedangkan pada perempuan, melanoma berkembang pada lengan dan kaki. Kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dengan cepat melalui kelenjar getah bening atau melalui aliran darah.
B. Etiologi
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit. Perubahan dalam
lapisan ozon akibat polusi seperti polusi
klorofluorokarbon, bagi orang yang mendapat terapi dengan menggunakan sinar X juga menyebabkan terjadinya
kanker kulit. Peningkatan kanker kulit disebabkan oleh perubahan gaya hidup,
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar
matahari. Penyebab lain yang di temukan
dari kanker kulit antara lain:
1. Faktor genetik
2. Kekurangan produksi pigmen
melanin di dalam kulit
3. Terjadinya kontak dengan zat-zat
kimia tertentu, seperti senyawa arsen, nitrat, batubara, aspal dan paraffin
4. Pemajanan sinar X-ray
industri dan medical
5. Sistem
imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan)
C. Patofisiologi
Tumor kulit dapat terbentuk dari
berbagai jenis sel dalam kulit seperti sel-sel epidermis dan melanosit.
Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas dan dapat terlokalisis
dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan
subkutan. Insiden karsinoma sel basah
berdasar dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis dan lama total pajanan
langsung terhadap matahari (pada pelaut dan petani contohnya) dan sering terpajan matahari seperti wajah, kepala dan leher. Spektum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang panjang
gelombangnya berkisar antara 280 – 320 nm dan penyebab lain iradasi dengan
sinar - x, faktor genetik tetapi jarang ditemui seperti albino dan xeroderma pigmentosum. Spektum matahari inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi rusak (perubahan warna kulit menjadi cokelat).
![]() |
|||
![]() |
D. Tanda dan Gejala
Berdasarkan
klasifikasinya, tanda dan gejala kanker kulit adalah sebagai berikut:
1.
Karsinoma Sel Basal (KSB)


2.
Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS)

3.
Melanoma Maligna (MM)




E. Pathway
Resiko
melanoma lebih tinggi pada orang berkulit putih, khususnya orang-orang dengan
rambut pirang dan merah yang mudah terbakar matahari dan berbintik-bintik,
dibandingkan orang-orang dengan corak kulit lebih gelap. Melanoma pada orang
kulit hitam dan orang-orang Asia cenderung muncul pada tempat-tempat yang tidak
terpapar matahari, seperti bantalan kuku dan telapak kaki. Bahkan diantara
keluarga predisposisi terhadap nevus melanositik atipikal multipel dan melanoma
karena mutasi gen pada gen CDKN2A yang mengkode supresor-tumor protein p16 dan
p19 atau gen-gen lain yang mungkin.
Analisa
retrospektif mengesankan bahwa insiden melanoma meningkat pada generasi
terakhir, sebuah fenomena yang dianggap berasal dari faktor resiko independen
terhadap peningkatan pemaparan matahari. Bukti epidemiologis yang melibatkan
pemaparan matahari dalam menyebabkan melanoma didukung oleh bukti biologis
bahwa kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet, khususnya kerusakan
DNA, memainkan peran inti dalam perjalanan tumor ini.
F. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Foto polos di daerah
lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
2.
Biopsi insisi atau
eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
3.
Radiologi, seperti X-foto
toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas indikasi.
4.
Biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
a.
Lesi < 2 cm
dilakukan biopsi eksisional
b.
Lesi > 2 cm
dilakukan biopsi insisional
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
1.
Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan
normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk
melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar
40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk
pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X
dosis tinggi, kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya
untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan
secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau
psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan,
dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang
dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini,
kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah
kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya
digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
3. Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan
mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari
bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma
meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete
Guerin) dan penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan.
Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang
dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.
Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi
dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya
kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
a.
Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
b.
Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
c.
Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan
energi listrik.
d.
Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat
jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
e.
Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur yang vital.
Berdasarkan
klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
1.
Karsinoma Sel Basal (KSB)
Apabila diagnosa telah ditegakkan
secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal maka
tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan
kulit (kanker) secara komplit atau dapat pula dengan tindakan penyinaran.
Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik,
laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun
disuntikkan (kemoterapi).
2.
Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS)
Tindakan terapi dan pengobatan pada
kanker jenis ini cenderung sama dengan kanker sel basal.
3.
Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis
kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti
kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah
pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila
telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke
kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.
Pada saat dilakukan terapi kanker
kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa tindakan sebagi berikut:
1.
Hindari mengkonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia.
2.
Hindari segala bedak
dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
3.
Hindari terkena sinar
matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
4.
Minumlah suplemen yang
mampu membersihkan kotoran yang melekat di dinding usus (colon cleanshing).
Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh (labu parang) tanpa santan. Yang
perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2
gelas sehari.
5.
Buatlah suplemen yang
banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss dari buah tomat sayur,
buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk pembuatan juss,
sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti. Tujuannya adalah agar
ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus langsung diminum habis,
jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa menguap lagi. Minumlah 2 gelas
sehari.
6.
Buatlah rebusan herbal
yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal ini antara lain daun benalu
mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak dara, daun mahkota dewa, temu
putih.
7.
Buatlah rebusan herbal
yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan mahkota dewa, pace, jintan
hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
8.
Buatlah bedak dari
keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan bedak ini ke
kankernya, 4 - 5 kali sehari.
9.
Lakukanlah senam ayun
tangan, 30 menit sehari.
10. Berdo’a
demi kelancaran proses penyembuhan.
H. Pencegahan
1.
Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat
kekuningan jika kulit mudah terbakar.
2.
Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
3.
Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena
sinar UV.
4.
Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari. Preparat
ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
5.
Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam
waktu yang lama.
6.
Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir
surya dengan angka SPF tinggi.
7.
Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
8.
Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat
kekuningan.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri,
pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atau ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker
dengan bagian luar yang tidak teratur.
3. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi
dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas
dan pada grafh kulit).
5. Keamanan
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
6. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaan atau perwatan
rumah.
B. Diagnosa, Intervensi
dan Evaluasi
1.
Nyeri berhubungan dengan pembedahan
Tujuan: nyeri teratasi.
Kriteria Hasil: Nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi:
a. Tentukan letak nyeri,
karakteristik, kualitas dan beratnya sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Rasional: memberikan data.
b. Cek atau periksa pesanan medis terhadap obat, dosis dan frekuensi pemberian analgesik.
Rasional: mencegah kesalahan.
c. Pantau tanda-tanda vital
Rasional: memberikan data mengenai respons pada obat.
d. Bantu pasien relaksasi untuk memfasilitasi respons terhadap
analgesik.
Rasional: meningkatkan respons terbaik ada pemberian obat.
e.
Bantu pasien dalam distraksi.
Rasional: pengalihan dapat mengurangi rasa nyeri.
Evaluasi: mengungkapkan bahwa nyeri turun atau hilang.
2. Perubahan integritas kulit
berhubungan dengan insisi pebedahan.
Tujuan: meningkatkan penyembuhan luka.
Kriteria hasil: insisi luka sembuh.
Intervensi:
a.
Jelaskan prosedur pada pasien.
Rasional: meningkatkan pengertian.
b.
Inspeksi daerah insisi terhadap adanya kemerahan dan pembengkakan.
Rasional: meningkatkan intervensi awal jika terjadi abnormalitas
awal.
c.
Catat karakteristik luka.
Rasional: memberikan data.
d.
Bersihkan sekeliling daerah insisi dengan larutan pembersih yang cocok.
Rasional: mencegah infeksi.
e.
Usap daerah yang bersih kearah yang kurang bersih.
Rasional: meningkatkan teknik aseptik.
f.
Ganti balutan luka sesuai permintaan atau sesuai kebutuhan.
Rasional: memberikan kesempatan untuk melakukan observasi daerah
insisi dengan interval waktu yang teratur.
g.
Instruksikan pasien dalam penggantian balutan, beri kesempatan untuk
demonstrasi ulang.
Rasional: meningkatkan kebersihan dan penyembuhan luka.
h.
Beri tahu pasien untuk melaporkan adanya kemerahan, pembengkakan, nyeri
dari insisi.
Rasional: memberikan pengenalan dini terhadap masalah potensial.
i.
Instruksikan pasien bagaimana merawat insisi selama mandi atau keramas.
Rasional: memberikan informasi yang akan dapat melindungi insisi
tersebut.
j.
Instruksikan pasien bagaiman cara untuk meminimalkan penekanan pada daerah
insisi.
Rasional: mencegah peregangan yang tidak perlu.
Evaluasi:
a.
Tidak ada kemerahan, pembengkakan pada daerah insisi.
b.
Insisi tampak sembuh dengan baik.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan kecacatan karena penyakit.
Tujuan: pasien dapat menggungkapkan kekhawatirannya atas penolakan oleh
orang lain karena perubahan kulit dari pembedahan atau terapi radiasi.
Kriteria hasil: mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.
Kriteria hasil: mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.
Intervensi:
a.
Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan
dengan pembedahan dan perubahan.
Rasional: memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan.
b.
Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya.
Rasional: ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuhnya yang
terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping.
c.
Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan
dari pembedahan.
Rasional: memberikan jalan untuk mengekpresikan dirinya.
d.
Diskusikan pilihan untuk rekontruksikan dan cara-cara untuk membuat
penampilan yang kurang menjadi menarik.
Rasional: meningkatkan control diri sendiri atas kehilangan.
Evaluasi:
a.
Pasien mampu mengidentifikasi
sumber-sumber komunitas yang potensial untuk mengatasi.
b.
Pasien melukiskan pilihan-pilihan untuk meminimalkan kelainan yang ada.
c.
Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan menghadapi kecacatan.
4. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi
topikal.
Tujuan: memberikan pemahaman tentang
pembedahan, terapi radiasi dan penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.
Kriteria hasil: menyatakan tindakan perawatan
diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan
dengan pengobatan.
Intervensi:
a.
Beritahu kapan pembedahan atau terapi
radiasi akan dilakukan.
Rasional: memberikan informasi yang diperlukan.
b.
Jelaskan tujuan dari penanganan.
Rasional: meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.
c.
Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.
Rasional: meningkatkan perawatan diri sendiri.
d.
Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topical seperti
iritasi kulit.
Rasional: meningkatkan keamanan dari pemberian obat toikal tanpa
adanya komplikasi.
e.
Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan
diri unruk mengatasinya.
Rasional: meningkatkan perawatan diri.
Evaluasi:
a.
Pasien mendemonstrasikan perawatan insisi secara benar.
b.
Pasien mendemonstrasikan pemakaian kemoterapi toikal secara benar sesuai dengan kebutuhan.
c.
Pasien mengidentifikasi kemungkinan komplikasi dari pengobatan dan
tindakan-tindakan perawatan diri untuk menurunkan beratnya masalah.
BAB IV
KESIMPULAN
Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit) sehingga tumor dapat terlihat dengan jelas dan menimbulkan tanda dan gejala tertentu sesuai
dengan jenisnnya. Terdapat tiga jenis umum kanker kulit, yaitu
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna
(MM). Salah satu penyebab utama kanker kulit adalah pajanan sinar matahari yang bersifat karsinogenik dengan panjang gelombang 280 – 320 nm.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan diantaranya adalah foto polos, biopsi dan radiologi sedangkan penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis. Adapun diagosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
pasien dengan kanker kulit adalah nyeri berhubungan dengan pembedahan, perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pebedahan, gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit dan kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topikal.
rianbemo.blogspot.com
rianbemo.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment
Dimohon untuk berkomentar yang sopan