Tuesday, 20 May 2014

Kanker Kulit


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti. Bila kanker yang berkaitan dengan organ yang jauh di dalam tubuh, diperlukan beberapa waktu untuk mengembangkan gejala-gejala yang menjadi nyata tetapi beberapa kali gejala tersebut juga tidak jelas dan tidak membantu seseorang untuk dengan cepat menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah masalah kanker dan berkaitan dengan organ tertentu. Padahal biasanya kanker akan berkembang dan menyebar ke berbagai daerah lain sehingga deteksi dini sangat diperlukan untuk melawan kanker. Hal ini juga berlaku dalam kasus kanker kulit dimana kulit merupakan salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Namun, dewasa ini penyakit kanker kulit cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris.
Berdasarkan beberapa penelitian, orang-orang kulit putih lebih banyak menderita jenis kanker kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat terpajan cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut. Namun, kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan yakni dapat merusak penampilan tetapi juga dapat berakibat fatal bagi penderita pada stadium lanjut. Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker kulit berkembang terutama pada daerah kulit yang terkena sinar matahari termasuk pada wajah, kulit kepala, bibir, telinga, leher, dada, lengan dan tangan serta kaki pada wanita.
Selain itu, kanker kulit juga bisa terbentuk pada daerah yang jarang melihat terang seperti telapak tangan, di bawah kuku, ruang-ruang di antara jari-jari kaki atau di bawah kuku kaki dan daerah genital. Akan tetapi, kanker kulit sering terlambat diatasi karena para penderita tidak menyadarinya padahal sebenarnya, gejala kanker kulit bisa dilihat sendiri dan jika tidak segera diatasi bisa menjadi parah. Sebagian besar kaker kulit yang terjadi adalah basal-cell carcinoma dan squamous cell carcinoma yang frekuensinya semakin meningkat 40% di Amerika Serikat. Sejauh ini, frekuensi melanoma maligna merupakan kanker kulit yang paling fatal. Pada tahun 1997, lebih dari 40.000 kasus baru melanoma maligna terdiagnosa di Amerika Serikat dan lebih dari 7.200 pasien dengan penyakit ini meninggal dunia.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami definisi dan klasifikasi dari kanker kulit
2.      Mengetahui etiologi terjadinya kanker kulit
3.      Mengetahui patofisiologi terjadinya kanker kulit
4.      Mengetahui tanda dan gejala dari kanker kulit
5.      Mengetahui pathway terjadinya kanker kulit
6.      Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien kanker kulit
7.      Mengetahui penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk pasien kanker kulit
8.      Mengetahui pencegahan terjadinya kanker kulit









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi dan Klasifikasi
Kanker kulit adalah kanker pada kulit yang menyebabkan berbagai akibat. Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit) sehingga tumor dapat terlihat dengan jelas. Kanker kulit merupakan kanker yang stadium awalnya paling mudah diketahui. Kanker kulit terdiri dari tiga jenis umum, yaitu karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinoma sel basal atau bisa disebut juga non-melanoma kanker kulit merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh yang lain tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Kanker ini muncul sebagai berdaging kecil benjolan di kepala, leher atau tangan.
Karsinoma  sel skuamosa muncul sebagai nodul atau bercak-bercak merah kulit bersisik. Kanker ini ditemukan pada orang kulit putih yang biasanya ditemukan di pinggiran telinga, wajah, bibir serta mulut dan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker ini dikenal lebih agresif daripada karsinoma sel basal. Kanker ini merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pada pria terutama kaum lanjut usia (lansia). Pada kanker ini terjadi keganasan sel keratinosit epidermis. Penyakit kanker kulit KSS ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan umumnya diderita oleh masyarakat yang berada diwilayah tropik.
Melanoma maligna merupakan suatu bentuk kanker kulit yang ditemukan dalam melanosit, sel-sel yang menghasilkan warna pada kulit dan merupakan bentuk kanker yang serius. Jumlah orang yang terkena kanker ini sangat jauh lebih rendah tetapi mematikan. Melanoma maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.
Umumnya melanoma pada pria berkembang di daerah antara bahu dan pinggul atau di kepala atau leher sedangkan pada perempuan, melanoma berkembang pada lengan dan kaki. Kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dengan cepat melalui kelenjar getah bening atau melalui aliran darah.
B.     Etiologi
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit. Perubahan dalam lapisan ozon akibat polusi seperti polusi klorofluorokarbon, bagi orang yang mendapat terapi dengan menggunakan sinar X juga menyebabkan terjadinya kanker kulit. Peningkatan kanker kulit disebabkan oleh perubahan gaya hidup, kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. Penyebab lain yang di temukan dari kanker kulit antara lain:
1.      Faktor genetik
2.      Kekurangan produksi pigmen melanin di dalam kulit
3.      Terjadinya kontak dengan zat-zat kimia tertentu, seperti senyawa arsen, nitrat, batubara, aspal dan paraffin
4.      Pemajanan sinar X-ray industri dan medical
5.      Sistem imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan)
C.    Patofisiologi
Tumor kulit dapat terbentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit seperti sel-sel epidermis dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas dan dapat terlokalisis dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan. Insiden karsinoma sel basah berdasar dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis dan lama total pajanan langsung terhadap matahari (pada pelaut dan petani contohnya) dan sering terpajan matahari seperti wajah, kepala dan leher. Spektum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280 – 320 nm dan penyebab lain iradasi dengan sinar - x, faktor genetik tetapi jarang ditemui seperti albino dan xeroderma pigmentosum. Spektum matahari inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi rusak (perubahan warna kulit menjadi cokelat).








 












D.    Tanda dan Gejala
Berdasarkan klasifikasinya, tanda dan gejala kanker kulit adalah sebagai berikut:
1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/80/Basaliom1.jpg/190px-Basaliom1.jpgFoto dari kanker sel basal - sebuah bintil lilin - pada kelopak mata bawahBagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet atau luka yang tidak sembuh-sembuh.



2.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Foto dari karsinoma sel skuamosa di telinga dan di bibirKanker jenis ini muncul sebagai nodul atau bercak-bercak merah kulit bersisik atau mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh.




3.      Melanoma Maligna (MM)
Melanoma fotoSel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin sehingga informasi ini sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya, bisa kecoklatan sampai hitam bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya Melanoma ganas - Photo Digunakan Oleh Izin: Institut Kanker Nasionallebih besar dari 6 mm.


http://content.revolutionhealth.com/contentimages/h9991258.jpg






Gambar dari ABCD kanker kulit bagan














E.     Pathway
Resiko melanoma lebih tinggi pada orang berkulit putih, khususnya orang-orang dengan rambut pirang dan merah yang mudah terbakar matahari dan berbintik-bintik, dibandingkan orang-orang dengan corak kulit lebih gelap. Melanoma pada orang kulit hitam dan orang-orang Asia cenderung muncul pada tempat-tempat yang tidak terpapar matahari, seperti bantalan kuku dan telapak kaki. Bahkan diantara keluarga predisposisi terhadap nevus melanositik atipikal multipel dan melanoma karena mutasi gen pada gen CDKN2A yang mengkode supresor-tumor protein p16 dan p19 atau gen-gen lain yang mungkin.
Analisa retrospektif mengesankan bahwa insiden melanoma meningkat pada generasi terakhir, sebuah fenomena yang dianggap berasal dari faktor resiko independen terhadap peningkatan pemaparan matahari. Bukti epidemiologis yang melibatkan pemaparan matahari dalam menyebabkan melanoma didukung oleh bukti biologis bahwa kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet, khususnya kerusakan DNA, memainkan peran inti dalam perjalanan tumor ini.
F.     Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
2.      Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
3.      Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas indikasi.
4.      Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
a.       Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
b.      Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional
G.    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
1.      Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
2.      Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
3.      Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
a.       Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
b.      Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
c.       Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.
d.      Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
e.       Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur yang vital.
Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)
Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
2.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama dengan kanker sel basal.
3.      Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.
Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa tindakan sebagi berikut:
1.      Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia.
2.      Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
3.      Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
4.      Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh (labu parang) tanpa santan. Yang perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.
5.      Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti. Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
6.      Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak dara, daun mahkota dewa, temu putih.
7.      Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan mahkota dewa, pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
8.      Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.
9.      Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.
10.  Berdo’a demi kelancaran proses penyembuhan.
H.    Pencegahan
1.      Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar.
2.      Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
3.      Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.
4.      Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
5.      Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam waktu yang lama.
6.      Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
7.      Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
8.      Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.






BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
1.      Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2.      Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atau ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur.
3.      Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4.      Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5.      Keamanan
Tanda
: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
6.      Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaan atau perwatan rumah.
B.     Diagnosa, Intervensi dan Evaluasi
1.      Nyeri berhubungan dengan pembedahan
Tujuan: nyeri teratasi.
Kriteria Hasil: Nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi:
a.       Tentukan letak nyeri, karakteristik, kualitas dan beratnya sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Rasional: memberikan data.
b.      Cek atau periksa pesanan medis terhadap obat, dosis dan frekuensi pemberian analgesik.
Rasional: mencegah kesalahan.
c.       Pantau tanda-tanda vital
Rasional: memberikan data mengenai respons pada obat.
d.      Bantu pasien relaksasi untuk memfasilitasi respons terhadap analgesik.
Rasional: meningkatkan respons terbaik ada pemberian obat.
e.       Bantu pasien dalam distraksi.
Rasional: pengalihan dapat mengurangi rasa nyeri.
Evaluasi: mengungkapkan bahwa nyeri turun atau hilang.
2.      Perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pebedahan.
Tujuan: meningkatkan penyembuhan luka.
Kriteria hasil: insisi luka sembuh.
Intervensi:
a.       Jelaskan prosedur pada pasien.
Rasional: meningkatkan pengertian.
b.      Inspeksi daerah insisi terhadap adanya kemerahan dan pembengkakan.
Rasional: meningkatkan intervensi awal jika terjadi abnormalitas awal.
c.       Catat karakteristik luka.
Rasional: memberikan data.
d.      Bersihkan sekeliling daerah insisi dengan larutan pembersih yang cocok.
Rasional: mencegah infeksi.
e.       Usap daerah yang bersih kearah yang kurang bersih.
Rasional: meningkatkan teknik aseptik.
f.       Ganti balutan luka sesuai permintaan atau sesuai kebutuhan.
Rasional: memberikan kesempatan untuk melakukan observasi daerah insisi dengan interval waktu yang teratur.
g.      Instruksikan pasien dalam penggantian balutan, beri kesempatan untuk demonstrasi ulang.
Rasional: meningkatkan kebersihan dan penyembuhan luka.
h.      Beri tahu pasien untuk melaporkan adanya kemerahan, pembengkakan, nyeri dari insisi.
Rasional: memberikan pengenalan dini terhadap masalah potensial.
i.        Instruksikan pasien bagaimana merawat insisi selama mandi atau keramas.
Rasional: memberikan informasi yang akan dapat melindungi insisi tersebut.
j.        Instruksikan pasien bagaiman cara untuk meminimalkan penekanan pada daerah insisi.
Rasional: mencegah peregangan yang tidak perlu.
Evaluasi:
a.       Tidak ada kemerahan, pembengkakan pada daerah insisi.
b.      Insisi tampak sembuh dengan baik.
3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit.
Tujuan: pasien dapat menggungkapkan kekhawatirannya atas penolakan oleh orang lain karena perubahan kulit dari pembedahan atau terapi radiasi.
Kriteria hasil
: mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.
Intervensi:
a.       Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan perubahan.
Rasional: memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan.
b.      Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya.
Rasional: ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuhnya yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping.
c.       Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari pembedahan.
Rasional: memberikan jalan untuk mengekpresikan dirinya.
d.      Diskusikan pilihan untuk rekontruksikan dan cara-cara untuk membuat penampilan yang kurang menjadi menarik.
Rasional: meningkatkan control diri sendiri atas kehilangan.
Evaluasi:
a.       Pasien mampu mengidentifikasi sumber-sumber komunitas yang potensial untuk mengatasi.
b.      Pasien melukiskan pilihan-pilihan untuk meminimalkan kelainan yang ada.
c.       Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan menghadapi kecacatan.
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topikal.
Tujuan: memberikan pemahaman tentang pembedahan, terapi radiasi dan penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.
Kriteria hasil: menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.
Intervensi:
a.       Beritahu kapan pembedahan atau terapi radiasi akan dilakukan.
Rasional: memberikan informasi yang diperlukan.
b.      Jelaskan tujuan dari penanganan.
Rasional: meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.
c.       Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.
Rasional: meningkatkan perawatan diri sendiri.
d.      Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topical seperti iritasi kulit.
Rasional: meningkatkan keamanan dari pemberian obat toikal tanpa adanya komplikasi.
e.       Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan diri unruk mengatasinya.
Rasional: meningkatkan perawatan diri.
Evaluasi:
a.       Pasien mendemonstrasikan perawatan insisi secara benar.
b.      Pasien mendemonstrasikan pemakaian kemoterapi toikal secara benar sesuai dengan kebutuhan.
c.       Pasien mengidentifikasi kemungkinan komplikasi dari pengobatan dan tindakan-tindakan perawatan diri untuk menurunkan beratnya masalah.




BAB IV
KESIMPULAN

Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali dan dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit) sehingga tumor dapat terlihat dengan jelas dan menimbulkan tanda dan gejala tertentu sesuai dengan jenisnnya. Terdapat tiga jenis umum kanker kulit, yaitu karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Salah satu penyebab utama kanker kulit adalah pajanan sinar matahari yang bersifat karsinogenik dengan panjang gelombang 280 – 320 nm.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya adalah foto polos, biopsi dan radiologi sedangkan penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis. Adapun diagosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien dengan kanker kulit adalah nyeri berhubungan dengan pembedahan, perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pebedahan, gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit dan kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topikal.


rianbemo.blogspot.com

Terima kasih Telah Hadir Di Sini, untuk menggunakan template ini klik di SINI

0 comments:

copy smiley kode

Post a Comment

Dimohon untuk berkomentar yang sopan

 
-->