BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal
jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir
ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemologi menunjukan
bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal jantung. Kondisi
terbut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat dimodifikasi
artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan
faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak
dapat dikontrol. Contoh : ras dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah keadaan
patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah
untuk metabolisme jaringan. Ciri – ciri yang penting dari definisi ini adalah
pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, kedua
penekanan arti gagal ditunjukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan
(Sudoyo, 2009)
B. Tujuan
1.
Tujuan
umum
Mampu melakukan proses
keperawatan, mahasiswa mampu melakukan upaya pemecahan masalah yang ada pada
kasus pasien dengan gagal jantungkongestif dengan menggunakan pendekatan proses
asuhan keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif.
2.
Tujuan
khusus
a. Mampu
menjelaskan pengertian gagal jantung
b. Mampu
menjelaskan kalsifikasi gagal jantung
c. Mampu
menjelaskan etiologi gagal jantung
d. Mampu
menjelaskan patofiologi gagal jantung
e. Mampu
menjelaskan patways gagal jantung
f. Mampu
menjelasakan manifestasi gagal jantung
g. Mampu
menjelaskan asuhan keperawatan pada gagal jantung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gagal jantung kongestif atau congestive heart
failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk
mangantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi
keperluan-keperluan (J.Charles Reeves dkk, 2001).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C.
Hockley, 2000)
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrien
(Brunner and suddarth, 2001).
Jadi kesimpulannya gagal jantung adalah ketidak
mampuan jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan oksigen dan nutrisi.
B.
ETIOLOGI
Menurut Saferi (2013, h. 156-157) Secara umum, gagal
jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokan menjadi :
1. Disfungsi
miokard
a. Iskemia
miokard
b. Infark
miokard
c. Miokarditis
d. kardiomiopati
2. Beban
tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload)
a. Stenosis
aorta
b. Hipertensi
c. Koartasio
aorta
3. Beban
volume berlebihan pada diastolik (diastolik overload)
a. Insufiensi
katub mitral dan trikuspidalis
b. Tranfusi
berlebihan
4. Peningkatan
kebutuhan metabolik (demand overload)
a. Anemia
b. Tirotoksikosis
c. Biri-biri
d. Penyakit
paget
5. Gangguan
pengisian ventrikel
a. Primer
(gagal distensi sistolik)
1. Perikarditis
restriktif
2. Tamponade
jantung
b. Sekunder
1. Stenosis
mitral
2. Stenosis
trikuspidalis
Faktor – faktor perkembangan
gagal jantung :
1. Aritmia
Aritmia akan mengganggu fungsi mekanisme
jantung dengan mengubah rangsangan listrik yang memulai respon mekanis
2. Infeksi
sistemik dan infeksi paru-paru
Respon tubuh terhadap infeksi akan
memaksa jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat
3. Emboli
paru
Emboli paru secara mendadak akan
meningkatkan resistensi terhadap reaksi ventrikel kanan, pemicu terjadinya
gagal jantung kanan.
C. KLASIFIKASI
Menurut
NYHA (New York Heart Association) :
1. Klasifikasi
I
a. Gejala
1. Aktifitas
biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, tidak ada kongesti
pulmonal atau hipotensi perifer
2. Asimtomatik
3. Kegiatan
sehari-hari tidak terbatas
2. Klasifikasi
II
a. Gejala
1. Kegiatan
sehari – hari sedikit terbatas
2. Gejala
tidak ada saat istirahat
3. Ada
bailar (krekels dan S3 murmer)
3. Klasifikasi
III
a. Gejala
1. Kegiatan
sehari-hari terbatas
2. Klien
merasa nyaman saat istirahat
4. Klasifikasi
IV
a. Gejala
: Gejala insufiensi jantung ada saat istirahat.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Safery (2013, h.
158-159) Respon
kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat. Cardiac out put yang tidak adekuat memicu
beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-
organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada saraf
simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama :
1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan
kontraksi myocardium.
2. Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah
arteri ke organ-organ yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga
organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus
balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot myocardium
memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan
terhadap cardiac out put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen
untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis
kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan
untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan
kegagalan komponen- komponen.
Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan
mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan
preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya. Kompensasi yang ketiga yaitu dengan
terjadinya perubahan struktur micardium itu sendiri yang akhirnya lama-
kelamaan miocrdium akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki
kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.
1. Kegagalan ventrikel kiri
Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan
darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
a. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan
cadiac output.
b. Kongesti paru- paru.
2. Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan
gejala dini dari kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran
gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena
pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan
kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.
3. Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu
berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau
tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi kurang
kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.
4. Kegagalan ventrikel kanan
Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila
bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada
paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan
oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi
cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi
sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites)
akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas
E. PATWAYS
Terlampir
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Aeronson (2007, h. 100-101)
ada 4 tanda gejala pada gagal jantung yaitu
:
1. Gagal
jantung kiri
Menyebabkan kongesi, bendungan pada paru
dan gangguan pada mekanisme kontrol pernafasan
Gejala :
1. Dispnea
2. Orthopnea
3. Paraxismal
noktural dispnea
4. Batuk
5. Mudah
lelah
6. Ronchi
7. Gelisah
8. cemas
2. Gagal
jantung kanan
Menyebabkan peningkatan vena sistemik
Gejala :
1. Oedem
perifer
2. Peningkatan
BB
3. Distensi
vena jugularis
4. Hepatomegali
5. Asites
6. Pitting
edema
7. Anorexia
8. Mual
3. Secara
luas peningkatan COP dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan rendah,
sehingga menimbulkan gejala :
1. Pusing
2. Kelelahan
3. Tidak
toleran terhadap aktivitas dan panas
4. Ekstremitas
dingin
4. Perfusi
pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosteron dan
retensi cairan dan natrium yang menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler.
G.
KOMPLIKASI
Safery (2013, h. 160) mengemukakan
ada 4 komplikasi pada gagal jantung yaitu :
1. Edema
paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
2. Syok
kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah
jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung dan
otak)
3. Episode
trombolik
Trombus terbentuk karena imobilitas
pasien dan gangguan sirkulasi dengan
aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah
4. Efusi
perikardial dan tamponade jantung
Masuknya cairan kekantung perikardium,
cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal. COP menurun dan
aliran balik vena kejantung (temponade jantung)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Safery (2013, h. 161-162)
ada 3 pemeriksaan penunjang untuk gagal jantung sebagai berikut :
1. Pemeriksaan
penunjang
a. Foto
rontgen dada : pembesaran jantung, distensi vena pulmonaris dan redistrinya ke
apeks paru (opasifikasi hilus paru bisa sampai ke apeks),peningkatan tekanan
vaskular pulmonal, kadang-kadang ditemukan efusi pleura .
b. Elektrokardiografi
: membantu menunjukan etiologi gagal jantung (infark, iskemia, hipertrofi, dab
lain-lain) dapat ditemukan low voltage, T
inversi, QS, depresi ST, dan lain-lain.
2. Laboratorium
a. Kimia
darah (termasuk ureum,kreatinin,glukosa,elektrolit), hemoglobin, tes fungsi
tiroid, tes fungsi hati dan lipid darah
b. Urinalisa
untuk mendeteksi proteinuria dan glukosaria
3. Ekokardiografi
Dapat menilai dengan cepat dengan
informasi yang rinci tentang fungsi dan struktur jantung, katup dan perikard.
Dapat ditemukan fraksi ejeksi yang rendah < 35-40% atau normal, kelainan
katup (stenosis mitral, regurgitasi mitral, stenosis trikuspid atau regurgitasi
trikuspid), hipertrofi ventrikel kiri, kadang-kadang ditemukan dilatasi
ventrikel kanan atau atrium kanan, efusi perikard, temponade, atau
perikarditis.
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Safery (2013, h. 162) Tujuan
penatalaksanaan gagal jantung terdiri dari :
1. Mengurangi
beban kerja jantung
Melalui pembatasan aktivitas fisik yang
ketat tanpa menimbulkan kelemahan otot, otot rangka.
2. Mengurangi
beban awal
a. Pembatasan
garam
b. Pemberian
diuretik oral
3. Meningkatkan
kontraktilitas
Dengan pemberian obat inotropik
4. Mengurangi
beban akhir
Pemberian vasodilatasi seperti
hidralazine dan nitrat yang menimbulkan dilatasi anyaman vaskuler melalui 2
cara :
a. Dilatasi
langsung otot polos pembuluh darah
b. Menghambat
enzim konveksi angiotensi.
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Safery (2013, h. 162-165) pada
asuhan keperawatan meliputi :
1. PENGKAJIAN
Dasar pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/
istirahat
Gejala :
1. Keletihan,
kelelahan terus sepanjang hari
2. Insomia
3. Nyeri
dada dengan aktivitas
4. Dispnea
pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga .
Tanda :
Gelisah, perubahna
status mental : letargi, TTV perubahan pada aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala :
1. Riwayat
hipertensi, MCI, episode gagal jantung kanan sebelunya
2. Penyakit
katub jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik, bengkak
pada kaki, telapak kaki, abdomen sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung kanan)
Tanda :
1. TD
mungkin menurun (gagal pemompaan), normal GJK ringan/ kronis atau tinggi
(kelebihan volume cairan / peningkatan TD).
2. Tekanan
nadi menunjukan peningkatan colume sekuncup.
3. Frekuensi
jantung takikardia (gagal jantung kiri)
4. Irama
jantung : sistemik, misalnya : fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel prematur/
takikardi blok jantung.
5. Nadi
apikal disritmia, misalnya : PMI mungkin menyebar dan berubah posisi secara
inferior kiri.
6. Bunyi
jantung S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi S1 dan S2 mungkin
lemah.
7. Murmur
sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya katup atau insufisien.
8. Nadi
: nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan denyutan dapat terjadi, nadi
sentral mungkin kuat, misalnya : nadi jugularis coatis abdominal terlihat .
9. Warna
kulit : kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik
10. Punggung
kuku : pucat atau sianosik dengan pengisian kapiler lambat.
11. Hepar
: pembesaran/ dapat teraba, reflek hepato jugularis.
12. Bunyi
nafas : krekels ronchi
13. Edema
: mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya pada ekstremitas.
c. Integritas
ego
Gejala:
stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi klien.
Tanda: ansietas dan peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala:
perubahan pola berkemih
(poliuria,nokturia, kesulitan berkemih/ infeksi nyeri tekan abdomen, diare)
Tanda:
urine encer, pucat, kuning,
poliuria(dapat berkembang oligouria/ anuria jika terjadi hipovolemia berat),
urine berkabut, bau busuk/ infeksi, abdomen keras, adanya asites, bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif/ diare)
e. Makanan/cairan
Gejala:
hilang nafsu makan, mual, muntah,
tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan
berat badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu
Tanda:
kulit kering dan bersisik, turgor
kulit jelek, kekakuan dan distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan glukosa darah) halitosis
atau bau manis, bau buah (nafas aseton)
f. Neurosensori
Gejala:
pusing, sakit kepala, kesemutan,kebas
atau kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk,
letargi, stupor/ koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu), kacau
mental, reflek tendon dalam menurun, aktivitas kejang (tahap lanjut dari
ketoasidosis)
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
1. Nyeri
dada, angina akut atau kronis
2. Nyeri
abdomen kanan atas.
Tanda :
1. Tidak
tenang, gelisah
2. Fokus
menyempit (menarik diri)
3. Perilaku
melindungi diri
h. Pernafasan
Gejala :
1. Dispnea
saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
2. Batuk
dengan/tanpa sputum
3. Riwayat penyakit paru kronis
4. Menggunakan
bantuan pernafasan, misal : oksigen atau medikasi
Tanda :
1. Pernafasan
takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboral, penggunaan otot aksesori
2. Pernafasan
nasal faring
3. Batuk
kering/ nyaring/ non produktif atau mungkin batuk terus menerus dengan/ tanpa
sputum
2.
DIAGNOSA
KERAWATAN
Menurut
Sudoto dkk (2009, h. 1588- 1590) dan Safery (2013, h. 165-167) diagnosa
keperawatan gagal jantung meliputi :
a. Penurunan
curah jantung B.d perubahan kontraktilitas miocard, perubahan struktural,
perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik
b. Intoleran
aktivitas B.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
c. Resiko
tinggi kerusakan pertukaran gas B.d perubahan membran kapiler- alveolar.
d. Kelebihan
vulume cairan B.d menurunnya laju fitris glomerulus/ meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium dan air
e. Gangguan
perfusi jaringan perifer B.d statis vena
f. Kecemasan
B.d kesulitan napas dan kegelisahan akibat oksigen yang tidak adekuat.
g. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.d anoreksia, mual dan muntah
h. Bersihan
jalan nafas tidak efektif efektif B.d peningkatan produksi sekret, sekret
tertahan, sekret kental, peningkatan energi dan kelemahan.
3.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
a. Penurunan
curah jantung B.d perubahan kontraktilitas miocard, perubahan struktural,
perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik
Tujuan : diharapkan curah jantung
kembali adekuat
KH :
1. TTV
dalam batas normal
2. Ortopnea
tidak ada
3. Nyeri
dada tidak ada
4. Terjadi
penurunan episode dispnea
Intervensi
1. Kaji
dan dokumentasi tekanna darah, adanya sianosis, status pernafasan dan status normal.
2. Pantau
tanda kelebihan cairan (misalnya, edema pada tubuh bagian bawah/yang tergantung
peningkatan berat badan).
3. Kaji
toleransi aktivitas pasien dengan memperhatikan awal napas pendek, nyeri,
palpitasi, atau pusing.
4. Evaluasi
respons pasien terhadap terapi oksigen.
5. Jelaskan
tujuan pemberian oksigen per nasal kanula atau masker.
6. Intruksikan
tentang mempertahankan keakuratan asupan dan haluaran.
7. Palpasi
nadi perifer
8. Pantau
TD
9. Kaji
kulit terhadap pucat dan sianosis
10. Kaji
perubahan sensasi (letargi, bingung, orientasi cemas)
11. Berikan
istirahat semi fowler pada tempat tidur /kursi
12. Berikan
oksigen sesuai indikasi
13. Berikan
obat sesuai indikasi :
a) Vasodilator
nitrat, digoxin (lanoxin)
b) Catopril
c) Pantau
EKG dan perubahan foto dada
d) Pantau
pemeriksaan lab BUN, kreatinin
b. Intoleran
aktivitas B.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
Tujuan : diharapkan
klien dapat beraktifitas dengan bantuan minimal atau peningkatan toleransi
aktivitas
KH
:
1. Menurunnya
kelemahan dan kelekahan
2. HB
meningkat
3. Diaporesis
berkurang / tidak ada
4. TTV
di pantau
Intervensi
:
1. Periksa
TTV sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan
vasodilator , diuretik
2. Cacat
respon kardio pulmonal terhadap aktifitas, catat takikardia distritmia, dispnea,
pucat
3. Kaji
penyebab kelemahan, contoh pengobatan nyeri otot
4. Evaluasi
peningkatan intoleran aktivitas
Kolaborasi :
1. Implementasi
program rehabilitas jantung aktivitas
2. Diit
yang sesuai.
c. Resiko
tinggi kerusakan pertukaran gas B.d perubahan membran kapiler-alveolar
Tujuan : gangguan
pertukaran gas akan terkurangi .
KH : pertukaran CO2
atau O2 di alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah artery.
Intervensi
:
1. Kaji
frekuensi nafas, kedalam, dan produksi sputum sesuai dengan indikator dari
penggunaan alat dan penunjung yang efektif.
2. Pantau
saturasi O2 dengan oksimeter nadi
3. Pantau
hasil gas darah (misalnya, PaO2 yang rendah, PaCO2 yang meningkat, kemunduran
tingkat respirasi)
4. Pantau
kadar elektrolit
5. Observasi
terhadap sianosis, terutama membran mukosa mulut.
6. Ajarkan
kepada pasien teknik bernapasan dan relaksasi.
7. Jelaskan
kepada pasien dan keluarga alasan pemberian oksigen dan tindakan lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Aeronson,
Philip I, 2007. Sitem Kardiovaskuler, Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Brunner
& suddarth, 2005. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Volume 2.EGC. Jakarta
Brunner
& suddarth, 2005. Keperawatan Medikal
Bedah .Ed. 8 Jakarta : EGC
Carpenito,
Lynda Juall (2000). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC
Rani,
A. Aziz dkk, 2008. Panduan Pelayanan
Medik.Jakarta : FKUI
Safery,Ns
Andra wijaya, S.Kep, 2013. KMB 1
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika
Sudoyo
Aru W dkk, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid II Edisi V. Jakarta : Erlangga .
Wahyuningsih,
Esti 2012. Buku Saku Diagnosa keperawatan.
EGC. Jakarta
Terima kasih Telah Hadir Di Sini, untuk menggunakan template ini klik di SINI
0 comments:
Post a Comment
Dimohon untuk berkomentar yang sopan