PENDAHULUAN
Demam
Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit
di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang
ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001,
kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim,
Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun
kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat),
Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Jumlah kasus chikungunya yang
terjadi sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3.918 kasus tanpa kematian.Diagnosis dari chikungunya didapatkan dari gejala klinik yang ada. Tetapi karena gejala klinik dari penyakit ini hampir menyerupai gejala klinik dari demam berdarah, maka pemeriksaan laboratorium sangat penting sekali dilakukan.
Untuk menegakkan diagnosis demam chikungunya dapat dilakukan isolasi virus, PCR, deteksi antibody IgM dan peningkatan titer antibody IgG. Virus Chikungunya dapat diisolasi dari cairan otak atau kultur virus pada nyamuk atau struktur sel mamalia yang terinfeksi. Antibodi IgM yang diperiksa dengan ELISA dapat muncul dalam dua minggu. Tidak disarankan memeriksa antibody pada minggu pertama. Pada beberapa orang, antibody IgM dapat muncul pada 6-12 minggu hingga jumlahnya cukup untuk dideteksi dengan ELISA.
Pada pemeriksaan darah tidak didapatkan kelainan yang khas. Paling sering ditemukan lekopenia dengan predominan limfosit, jarang ditemukan trombositopenia. LED biasanya meningkat. CRP juga meningkat selama fase akut dan dapat bertahan tinggi selama beberapa minggu. Beberapa persen pasien dapat menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan faktor rheumatoid selama dan sesudah periode penyakit.
KRITERIA
|
DHF (%)
|
CHF(%)
|
Durasi demam :
| ||
2-4 hari
|
23,6
|
62,5
|
5-7 hari
|
59,0
|
31,2
|
> 7 hari
|
17,4
|
6,3
|
Manifestasi perdarahan :
| ||
Tes tourniket positif
|
83,9
|
77,4
|
Ptekie menyebar
|
46,5
|
31,3
|
Pertemuan ruam ptekie
|
10,1
|
0,0
|
epistaksis
|
18,9
|
12,5
|
Perdarahan gusi
|
1,5
|
0,0
|
Melena / hematemesis
|
11,8
|
0,0
|
Hepatomegali
|
90,0
|
75,0
|
Syok
|
35,2
|
0,0
|
KRITERIA
|
DBD (%)
|
CHF (%)
|
Nyeri faring
|
96,8
|
90,3
|
Muntah
|
57,9
|
59,4
|
Konstipasi
|
53,5
|
40,0
|
Nyeri abdomen
|
50,0
|
31,6
|
Sakit kepala
|
44,6
|
68,4
|
Limfadenopati umum
|
40,5
|
30,8
|
Nyeri konjunctiva
|
32,8b
|
55,6b
|
Batuk
|
21,5
|
23,3
|
Rhinitis
|
12,8
|
6,5
|
Ruam makulopapular
|
12,1b
|
59,4b
|
Mialgia / artralgia
|
12,0b
|
40,0b
|
Enantema
|
8,3
|
11,1
|
Refleks abdominal
|
6,7
|
0,0
|
Diare
|
6,4
|
15,6
|
Limpa teraba
|
6,3c
|
3,1c
|
Koma
|
3,0
|
0,0
|
A. Tatalaksana Periode Akut
B. Tatalaksana Fase Kronik
1. Tatalaksana Masalah Osteoartikular
- Wilson Mary. Chikungunya on Three Continents. (Online). (http://infectious-diseases.jwatch. org/cgi/content/full/2008/227/2,
- Yulvi H. Rapid Detection of Chikungunya Virus by PCR. USU Repository 2006.
Kontributor:
Terima kasih Telah Hadir Di Sini, untuk menggunakan template ini klik di SINI
0 comments:
Post a Comment
Dimohon untuk berkomentar yang sopan